KOMPAS.com- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berbagi tips bagi para mahasiswa agar Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi saat di bangku kuliah.
Ia menjelaskan, mahasiswa harus mampu meraih indeks prestasi yang tinggi, sekaligus perlu aktif berorganisasi di lingkungan kampus untuk bisa dimanfaatkan setelah lulus dari perguruan tinggi.
Hal itu dikemukakan Anies ketika memberikan materi dalam seminar nasional tentang "Pembangunan Karakter Berprestasi Bagi Mahasiswa, Dalam Upaya Pengabdian Untuk Negeri" yang diselenggarakan secara daring FISIP-Universitas Brawijaya (UB) Sabtu (21/8/2020).
Anies lebih jauh menyampaikan, IP tinggi akan lulusan perguruan tinggi mendapat kesempatan wawancara untuk memasuki dunia kerja.
Sedang kemampuan berfikir kreatif dan membangun kesuksesan dalam dunia kerja diperoleh dari aktivitas di organisasi saat di kampus.
Baca juga: Rektor IPB Jelaskan Growth Mindset, Modal Sukses Mahasiswa Selain IPK
Karena, di dalam organisasi mahasiswa berkesempatan bertemu banyak kawan yang memiliki perspektif berbeda.
Apalagi, ada kesempatan untuk mengasah skill, kemampuan bicara melalui diskusi organisasi, mengasah kepercayaan diri yang sebetulnya berguna buat menunjang karir ke depan.
"Tetapi meskipun aktif di kampus dan terlatih kreatif, tanpa IP Kumulatif atau IPK yang tinggi, tentu tidak dapat panggilan wawancara dari dunia kerja," ujar mantan menteri itu.
Proses memperoleh IPK juga bukan hasil ujian yang dilakukan dalam satu hari saja, melainkan dikumulatifkan dalam empat tahun kuliah jenjang S1 dan 3 tahun jenjang D3.
Baca juga: Lima Cara Mengasah Jiwa Inovatif dan Jadi Lebih Kreatif
IPK umumnya sudah mulai didapatkan setiap mahasiswa sejak semester pertama perkuliahan. Seiring berjalannya waktu disetiap semester nilai IPK ini berubah, dan semakin lama nilainya semakin kecil.
Baru kemudian nilai final didapatkan di semester akhir dan sudah menjalani sidang skripsi dan kemudian dinyatakan lulus.
Karena itu, Anies mengingatkan agar mahasiswa membuat perencanaan sejak awal guna meraih target itu. Salah satu syaratnya, mahasiswa harus berteman dengan "masa depan".
Artinya, mahasiswa harus akrab dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadi bidangnya.
"Dengan memanfaatkan teknologi, seperti HP, mahasiswa harus punya ilmu lebih baru dari dosennya," tambahnya.
Terkait dengan ukuran tingginya IPK, Anies menjelaskan, bagi mahasiswa S-1, IPK harus lebih tinggi dari IPK yang dipersyaratkan untuk dapat memperoleh beasiswa ke jenjang S2.
Selain bisa memperbesar peluang lolos seleksi beasiswa, juga memberi kesempatan melanjutkan studi tanpa perlu ikut tes atau ujian masuk.
Mengantongi IPK tinggi memberi kemudahan untuk lolos seleksi penerimaan karyawan dalam sebuah perusahaan.
Baca juga: Mahasiswa UNS Inovasi Pengolah Sampah Organik dan Anorganik
Sebab IPK menunjukan tingkat intelektual seseorang, sehingga banyak perusahaan yang mensyaratkan adanya nilai IPK minimal. Kemudian mengutamakan kandidat dengan IPK yang tinggi, dan biasanya di perusahaan besar terkemuka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.