KOMPAS.com - Kedelai bisa diolah menjadi beberapa makanan dan minuman. Mulai dari tempe, tahu dan susu.
Namun dalam proses pembuatannya sering kali menghasilkan limbah sisa produksi.
Melihat keberadaan limbah ampas tahu ini menarik perhatian para mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Kewirausahaan (PKMK) Unsoed 2021 ini menciptakan inovasi baru dalam pemanfaatan limbah ampas tahu.
Mahasiswa yang terlibat dalam tim PKMK ini terdiri dari Untsa Istiqomah Fillah, Intan Nur Roudhotul Jannah, Heni Fatmayanti serta Tutut Setianingsih dan Rachel Sekar Vini Utami.
Baca juga: 6 Manfaat Teh Bunga Telang dan Daun Lampes Inovasi Mahasiswa Unesa
Untsa Istiqomah Fillah mengatakan, selain dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan kerupuk, timnya membuktikan bahwa ampas tahu dapat dimanfaatkan juga menjadi sabun organik.
Dia menerangkan, ampas tahu masih memiliki beberapa kandungan yang bermanfaat seperti:
isoflavon, lignan, fitosterol, coumestans, saponin dan fitat.
Semua kandungan ini mempunyai manfaat yang bagus untuk kulit.
Isoflavon, lignan, dan coumestans merupakan fitoestrogen yang bermanfaat untuk menjaga elastisitas kulit sehingga terlihat lebih segar dan muda.
Sedangkan kandungan Fitosterol memiliki kemampuan menjaga kesehatan kulit dengan mencegah rusaknya kolagen akibat pengaruh lingkungan yang tidak sehat atau kurang baik.
Asam fitat yang terkandung di dalam ampas kedelai juga dapat berfungsi sebagai antioksidan serta saponin selain dapat menghasilkan busa juga memiliki fungsi sebagai aktivitas antibakteri.
"Ampas tahu juga mengandung asam linoleat yag tinggi, yaitu berkisar antara 51,34-51,69 persen. Asam linoleat berfungsi sebagai pelindung kulit dan juga mempertahankan kelembaban kulit," terang Untsa Istiqomah Fillah seperti dikutip dari laman Unsoed, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Mahasiswa Itera Gagas Alat Pengingat Minum Air Putih Berbasis IoT
Dia menerangkan, produk sabun organik dari ampas tahu yang diciptakan tim PKMK ini bernama Hebe Soap. Nama tersebut diambil dari salah satu nama dewi Yunani yang berarti Dewi Saat Muda.
Seperti namanya, lanjut Untsa, inovasi sabun dari limbah ampas tahu ini dapat mengembalikan kulit seperti kulit remaja yang lembut, elastis dan sehat.
"Hebe Soap hadir dengan berbagai varian aroma yang menyegarkan, yaitu aroma greentea, jasmine, lemon, calendula, dan lavender," urai Untsa Istiqomah Fillah.
Hebe Soap juga menghadirkan sabun organik dengan active charcoal. Berdasarkan literatur yang dibaca, active charcoal mempunyai banyak manfaat bagi kulit, antara lain:
Baca juga: Kuliah di Universitas Pertamina Tanpa Tes Tertulis lewat 2 Jalur Ini
1. Dapat menenangkan kulit iritasi
2. Antiinflamasi
3. Menyeimbangkan kadar minyak pada kulit
4. Dapat membersihkan kulit dari kotoran yang menempel.
Produk Hebe Soap sangat aman digunakan untuk kulit.
Karena, terbuat dari bahan organik berupa ampas tahu dan tambahan bahan lain, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, serta minyak sawit.
Inovasi ini tentunya dapat memberikan alternatif pemanfaatan limbah ampas tahu yang melimpah di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas untuk dijadikan sabun padat yang bermanfaat sebagai antioksidan bagi kulit.
Baca juga: Sukses Jualan Mi Ayam, Mahasiswa UNS Bagikan Kunci Keberhasilannya
Untsa menambahkan, melalui inovasi ini juga bisa sebagai upaya pemberdayaan masyarakat serta menjadi salah satu peluang usaha yang dapat dikembangkan untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat setempat.
"Masyarakat di daerah tersebut dapat meningkatkan pendapatannya dan mengurangi pengangguran yang terjadi dengan adanya peluang usaha baru tersebut," tandas Untsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.