KOMPAS.com - Salah satu wilayah di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur sering mengalami kekeringan. Seperti di beberapa desanya yakni Desa Jumok dan Desa Nganti yang sulit mendapat air bersih.
Untuk mengatasi masalah itu, 30 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) guna menemukan sumber air untuk pembuatan sumur wakaf.
Menurut Ketua Tim KKN tersebut, Athif Afisga Mathoyah, kekeringan yang terjadi di Desa Jumok dan Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro ini diakibatkan oleh kemarau yang panjang.
Baca juga: Mahasiswa UGM Inovasi Limbah Masker Medis Jadi Bahan Organik
Selain itu, keberadaan sumur air tanah yang minim juga mengakibatkan kurangnya ketersediaan air di desa tersebut.
"Oleh karena itu, mereka selalu berharap pada bantuan tangki air yang datang saat musim kemarau," ujarnya seperti dikutip dari laman ITS, Selasa (7/9/2021).
Karenanya tim KKN tersebut berinisiatif untuk membuat sumur-sumur wakaf. Pada penerapannya, mereka mencari titik-titik sumber air tanah yang ada di kedua desa tersebut.
Tidak hanya itu mereka juga mencari kedalaman yang efektif bagi sebuah sumur menggunakan metode geolistrik.
"Metode ini merupakan metode pendeteksian pengukuran potensial, arus, serta medan elektromagnetik yang terjadi akibat injeksi maupun alamiah," imbuhnya.
Kini, mereka telah berhasil menemukan empat titik sumber air. Keempat sumber tersebut diperoleh dari dua sumber di Desa Nganti dan dua sumber di Desa Jumok.
Baca juga: Mahasiswa UPN Jogja Inovasi Cangkang Kerang Jadi Pupuk Organik
"Data dari sumber-sumber air inilah yang kemudian akan menjadi patokan-patokan pembuatan sumur," ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.