Adapun pelaksanaanya KKN yang dibimbing oleh Yoyok Setyo Hadiwidodo ST MT PhD ini bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bojonegoro.
Dijelaskan, data-data titik sumber air dan kedalaman sumur yang telah ditemukan kemudian diserahkan kepada ACT Bojonegoro untuk ditindaklanjuti.
"Setelah itu, ACT Bojonegoro inilah yang kemudian akan melanjutkan pembangunan sumur, keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK), serta pipanisasi ke rumah-rumah warga," jelasnya.
Meski demikian, dalam penerapannya terdapat beberapa kendala yang mengharuskan adanya penelitian lebih lanjut.
Salah satunya adalah adanya titik air yang memiliki rasa asin. Rasa asin ini tentu dapat menjadi permasalahan untuk sebuah sumber air.
"Oleh karena itu, kami terutama mahasiswa yang berasal dari Departemen Teknik Lingkungan kini sedang menyelidiki penyebab dari hal tersebut," ungkapnya lagi.
Diharapkan, dengan adanya program KKN ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat.
Secara pribadi, Athif juga berharap KKN ini dapat meningkatkan kemampuan kerjasama tim bagi mahasiswa.
Baca juga: 15 Produk Inovasi Penanganan Covid Hasil Kolaborasi Unair dan Mitra
Serta dengan adanya KKN ini juga dapat mengatasi permasalahan kurangnya air bersih di Desa Nganti dan Desa Jumok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.