Namun sayangnya, dia hanya sempat bertugas selama tujuh hari dengan pangkat Sersan karena Belanda telah menyerah pada Jepang.
Soeharto juga diterima sebagai siswa di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah.
Setelah enam bulan menjalani latihan dasar, dia tamat sebagai lulusan terbaik dan menerima pangkat kopral.
Soeharto terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, serta resmi menjadi anggota TNI sejak 5 Oktober 1945.
Di mulai dari situ, karir Soeharto menanjak hingga sampai menjadi Presiden Indonesia.
Presiden yang terkenal jenius ini memilih jurusan kuliah Teknik Mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (saat ini bernama ITB). Dia kuliah di ITB tahun 1954.
Setahun setelahnya, tepatnya tahun 1955-1965, dia melanjutkan pendidikan di Aeronautika dan Astronautika (Teknik Penerbangan) dengan memilih spesialisasi Konstruksi Pesawat Terbang di Rhein Westfalen (RWTH) Aachen, Jerman Barat.
Baca juga: Kiat Albarr, Mahasiswa 15 Tahun Kuliah di Fakultas Kedokteran Unair
Habibie menerima gelar diploma insinyur tahun 1960 dan gelar doktor insinyur tahun 1965 dengan predikat summa cumlaude.
Presiden Indonesia yang akrab disapa Gus Dur menerima beasiswa dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
Gus Dur mengambil jurusan kuliah Studi Islam di 1963.
Presiden keempat ini sangat menikmati hidupnya sebagai mahasiswa di Mesir.
Gus Dur juga terlibat aktif dalam Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis majalah perkumpulan tersebut.
Baca juga: 5 Negara dengan Kualitas Pendidikan Terbaik di Dunia
Di Mesir, Gus Dur dipekerjakan di Keduataan Besar Indonesia.
Gus Dur juga sempat kuliah di Universitas Baghdad, dia di sana mengenyam pendidikan lewat jalur beasiswa.
Setelah lulus di Universitas Baghdad, Gus Dur meneruskan pendidikannya ke Belanda di Universitas Leiden.