“Meskipun individu mengalami faktor-faktor risiko tersebut, namun bukan berarti mereka pasti akan terkena badai sitokin. Sebaliknya, individu yang tidak memiliki faktor risiko tersebut, bukan berarti tidak akan terkena badai sitokin. Semua kembali ke imun tubuh setiap individu, karena pertahanan imun setiap individu tentunya berbeda-beda,” ujarnya.
Dengan kata lain, faktor-faktor risiko ini hanyalah sebuah prediksi, bukan merupakan suatu indikator kepastian seseorang terkena badai sitokin atau tidak.
Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu menjaga daya tahan tubuh mereka agar terhindar dari penularan Covid-19 maupun badai sitokin.
Untuk mendukung daya tahan tubuh tersebut, setiap orang membutuhkan asupan nutrisi yang sehat. Kebutuhan nutrisi ini terdiri dari makro nutrien dan mikro nutrien.
"Karbohidrat, protein, dan lemak adalah jenis makronutrien yang baik dikonsumsi oleh masyarakat, sedangkan jenis mikronutrien yang baik adalah vitamin dan mineral. Baik makro maupun mikro nutrien penting kita konsumsi secara teratur guna menjaga pola hidup menjadi sehat dan seimbang," ujarnya.
Terakhir, dirinya mengingatkan agar masyarakat untuk tidak termakan hoaks yang beredar di sosial media.
Baca juga: Jurusan Kuliah di Universitas Indonesia yang Masuk Ranking Dunia 2021
Bila menemukan informasi yang bersifat penting, namun kebenarannya masih diragukan, sebaiknya masyarakat perlu menggali informasi lebih lanjut untuk mengetahui kebenarannya.
Menggali informasi, jelas dia, bisa melalui sumber internet yang valid atau bertanya kepada rekan yang memiliki kompeten atau ahli pada bidang tersebut sehingga masyarakat dapat terhindar dari adanya hoaks yang beredar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.