Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Unpad: Vaksinasi Anak di Bawah 12 Tahun Masih Uji Klinis

Kompas.com - 25/09/2021, 11:19 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sejak awal 2021, program vaksinasi dari pemerintah terus digencarkan. Sasarannya ialah warga berusia di atas 12 tahun.

Kendati demikian, tentu ke depannya vaksinasi juga bakal menyasar anak di bawah usia 12 tahun. Tetapi masih menunggu hasil kajian.

Demikian diungkapkan Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dr. Rodman Tarigan, Sp.A(K), M.Kes., pada Sharing Session “Vaksin pada Anak”, beberapa waktu lalu.

Baca juga: DPR RI Minta Vaksinasi untuk Guru Dipercepat

"Untuk anak umur 3–11 tahun masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis dengan jumlah subyek yang memadai," ujarnya dikutip dari laman Unpad, Sabtu (25/9/2021).

Masih dilakukan uji klinis

Dijelaskan, beberapa produsen tengah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 pada anak. Dari berbagai uji klinis tersebut, ada yang sudah menghasilkan efikasi.

Sisanya ada yang belum publikasi, bahkan proses uji klinisnya masih berlangsung. Tetapi untuk vaksin Pfizer sudah melakukan uji klinis fase III pada kelompok anak usia 12–15 tahun dengan subyek uji klinis sebanyak 2.260 orang.

"Hasil uji klinis tersebut menghasilkan efikasi vaksin sebesar 100 persen," imbuh Rodman yang juga dokter spesialis anak di RSHS Bandung ini.

Selanjutnya, Pfizer tengah melanjutkan uji klinis untuk kelompok usia 5–11 tahun. "Kalau ini hasilnya baik juga, maka uji klinis akan dilanjutkan ke kelompok yang lebih muda, 2–5 tahun, dan 6 bulan sampai 2 tahun," terang Rodman.

Sementara vaksin lainnya yang tengah melakukan uji klinis fase III kepada kelompok usia 6 bulan hingga 12 tahun adalah Moderna. Uji klinis ini memiliki target 6.000 subyek dengan tiga formulasi dosis yang akan diujicobakan.

Untuk vaksin Johnson & Johnson menjadi satu-satunya vaksin yang disuntikkan kepada kelompok bayi yang baru lahir.

Namun, uji klinis sempat terganggu karena adanya isu penggumpalan darah. Isu ini juga ditemukan pada uji klinis vaksin Astrazeneca.

Rodman menambahkan, anak menjadi kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Hal ini terlihat dari data Covid-19 global yang menunjukkan bahwa dari 8 orang yang terpapar Covid-19, satu persennya merupakan anak-anak.

Meski paparan Covid-19 pada anak dan remaja sebagian besar mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, ada beberapa kasus anak mengalami gejala berat. Gejala berat biasanya terjadi pada anak dengan komorbid.

Untuk itulah pemerintah telah memprioritaskan anak-anak, khususnya yang berusia 12 tahun ke atas untuk mulai divaksinasi.

Baca juga: Orangtua, Ini Manfaat Konsumsi Daging bagi Tumbuh Kembang Anak

Mengapa di kelompok usia ini? Karena pada usia ini, rasa ingin tahu anak tinggi.

Selain itu, anak usia ini lebih suka berkumpul dengan kelompok sebayanya dan banyak melakukan aktivitas di luar.

"Sehingga risiko mereka bertemu orang lebih banyak, risiko terpaparnya semakin tinggi," jelas dr. Rodman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau