Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.175 Orang Terima Beasiswa Pendidikan Indonesia 2021 Kemendikbud Ristek

Kompas.com - 04/10/2021, 14:09 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 2.175 orang menerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada semester gasal tahun akademik 2021/2022.

Penerima beasiswa terdiri dari calon guru, guru, calon dosen, dosen, pelaku budaya, siswa, dan mahasiswa berprestasi. Sebanyak 1.948 orang menerima beasiswa di dalam negeri, 217 orang menerima beasiswa di luar negeri, dan 10 orang penerima double degree.

Selanjutnya Beasiswa gelar D4-S1 diberikan kepada 373 penerima dari calon guru dan guru mata pelajaran produktif pada SMK, pelaku budaya, dan siswa atau mahasiswa berprestasi.

Beasiswa gelar S2 diberikan kepada 335 penerima, dengan rincian 269 di dalam negeri, 63 di luar negeri, dan 3 double degree. Kemudian beasiswa gelar S3 diberikan pada 1.467 penerima yang berasal dari dosen perguruan tinggi akademik dan vokasi, guru dan tenaga kependidikan serta pelaku budaya.

Baca juga: Beasiswa S2 University of Cambridge 2022, Tunjangan Rp 351 Juta Per Tahun

Mereka akan mengikuti pendidikan di 59 perguruan tinggi di dalam negeri dan 112 perguruan tinggi di luar negeri yang tersebar di 20 negara.

Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim berpesan agar penerima beasiswa benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk menempuh petualangan dalam menuntut ilmu.

Ia mengatakan, Kemendikbud Ristek juga berencana akan menambah kuota beasiswa untuk guru, dosen, dan pelaku budaya.

“Ini merupakan upaya kami untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelaku budaya, jadi jangan disia-siakan. Bangun network baru, keluar dari zona nyaman, coba hal baru, jangan takut ambil risiko, dan usaha inovatif dalam pembelajaran,” ujar Nadiem dalam siaran pers, Senin (4/10/2021).

BPI merupakan program beasiswa bergelar untuk jenjang S1, S2, S3, serta program double degree. Diberikan Kemendikbud Ristek melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) untuk meningkatkan dan membangun sumber daya manusia Indonesia serta meningkatkan kebermanfaatan dana pengembangan pendidikan nasional.

Baca juga: Sekolah Ini Peringkat Pertama Nasional Berdasarkan Nilai UTBK 2021

Ajang berkontribusi untuk bangsa

Nadiem berharap BPI bisa menjadi motivasi bagi para penerimanya untuk menjadi pemimpin di sektor masing-masing dan mendukung gerakan Merdeka Belajar yang telah digagas Kemendikbud Ristek.

“Pelan-pelan gerakan Merdeka Belajar berjalan dan semakin dapat momentum. Jadi tanpa pemimpin perubahan, tidak akan ada Merdeka Belajar. Merdeka Belajar adalah gerakan. Semua yang menerima beasiswa ini akan menjadi agen perubahan. Jadi optimalkan dan kontribusikan kepada masyarakat saat kembali nanti,” katanya.

Sry Mulia yang mengajar di sebuah SMK negeri di Palembang jurusan pariwisata dalam diskusi dengan Mendikbud Ristek mengatakan, saat ini ia melihat belum ada sinkronisasi antara kurikulum yang sudah ada dengan kebutuhan siswa di dunia industri.

“Tujuan saya adalah ingin membentuk suatu materi bahan ajar atau silabus pembelajaran yang memang sinkron dengan jurusan siswa,” tuturnya.

Menanggapi Sry, Nadiem berharap Sry dapat merancang kembali kurikulum SMK jurusan pariwisata pada saat ia kembali mengajar.

Baca juga: Beasiswa Baznas 2021 bagi Mahasiswa S1-S3, Bantuan hingga Rp 10 Juta

“Semoga pada saat itu sudah ada kemerdekaan dari semua program Merdeka Belajar kita untuk bisa bergerak. Kunci dari kelulusan ini adalah menjadi penggerak, jadi salah satu contohnya Guru Penggerak. Harapan saya Guru Penggerak bisa masuk ke dalam posisi-posisi kepemimpinan dalam sektor pendidikan,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com