KOMPAS.com - Memiliki kreativitas tinggi menjadi salah satu keterampilan yang wajib dimiliki siswa pada abad 21.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.
Hal ini berarti bahwa kreativitas yang dimiliki seseorang dapat membantu mereka untuk berpikir out of the box dan selalu dapat menciptakan sesuatu yang baru dalam hal yang dilakukan.
Baik orangtua dan guru harus terus mendorong agar kreativitas tumbuh dalam diri anak. Namun dalam tumbuh kembang anak, ternyata ada kebiasaan-kebiasaan yang justru menjadi faktor penghambat kreativitas tersebut.
Baca juga: Catat! 8 Oktober 2021 Diumumkan Hasil Seleksi PPPK Guru Tahap I
Merangkum dari laman akupintar.id, Selasa (5/10/2021), menerangkan faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi faktor penghambat perkembangan anak sekaligus faktor penghambat kreativitas siswa. Yuk simak bersama informasi berikut ini.
Tanpa disadari, sering kata-kata yang dilontarkan baik guru maupun orangtua adalah bentuk larangan atau ancaman.
Banyak ahli mengatakan cara-cara seperti ini sangat tidak dianjurkan untuk diterapkan pada siswa. Sering melarang, mengancam, atau menakut-nakuti siswa akan membuat mereka tidak berani mengambil risiko. Secara otomatis hal ini membuat anak pasif.
Tidak memberikan larangan bukan berarti siswa atau anak bisa bebas melakukan hal yang diinginkan. Guru yang baik tentu mengetahui rambu-rambu membiarkan melakukan sesuatu atau meminta mereka untuk tidak melakukan sesuatu.
Baca juga: Seperti Ini Etika Mengikuti Pembelajaran Online Saat Pandemi Covid-19
Kreativitas anak dibangun dari rasa ingin tahu. Namun jika seseorang membatasi rasa ingin tahu pada anak ternyata bisa memberi dampak buruk dan menjadi hambatan berpikir kreatif siswa.
Apalagi jika kebiasaan menghentikan rasa ingin tahu anak dilakukan secara terus menerus. Mereka akan berpikir bertanya akan membuat guru atau orangtua justru marah sehingga anak memilih lebih baik diam saja.
Orang yang lebih dewasa sebaiknya tidak mengekang rasa ingin tahu siswa hanya karena ingin suasana berjalan dengan tenang. Untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa, gur bisa mengaplikasikan berbagai metode mengajar salah satunya dengan belajar di luar kelas atau studi banding.
Baca juga: Raih IPK 3,95, Seperti Ini Tips dari Wisudawati Terbaik ITS
Hambatan berpikir kreatif lainnya adalah dengan memberikan komentar-komentar negatif pada siswa.
Contoh komentar negatif yang bisa saja menghambat siswa berpikir kreatif misalnya 'Masak seperti ini saja tidak bisa?'. Kalimat-kalimat negatif seperti ini dapat mematahkan semangat dan antusiasme siswa dalam belajar.
Siswa juga akan berpikir mereka tidak mampu melakukan apa-apa dengan baik atau merasa dirinya tidak berguna. Kondisi ini tentu pasti akan memicu turunnya kreativitas. Guru atau orangtua dapat memilih kata-kata yang menyadari kesalahannya tanpa mengecilkan hatinya.
Hambatan kreativitas yang tanpa disadari telah diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan kegiatan belajar yang monoton. Siswa diberikan tugas yang sama dari waktu ke waktu sehingga membuat siswa menjadi seperti robot karena selalu melakukan hal rutin.
Baca juga: Unpad Siapkan Hybrid Learning, Ini Manfaatnya bagi Mahasiswa
Kegiatan belajar lain yang menjadi faktor penghambat kreativitas siswa adalah dengan memberikan drilling. Siswa selalu 'disuapi' sehingga tidak ada keinginan untuk berusaha sendiri. Untuk mengindari hal itu, guru bisa melakukan cara-cara yang dapat membuat kemampuan berpikir kreatif siswa dapat terstimulasi dan terasah dengan baik.
Perlu ditanamkan pada siswa bahwa menjadi berbeda itu tidak apa-apa. Masih ada guru dan orangtua yang memberi label pada anak dengan sebutan aneh atau bandel hanya karena mereka melakukan sesuatu yang berbeda dari teman-temannya.
Padahal, jika ditilik lebih dalam siswa seperti ini memiliki potensi besar yang harus selalu mendapat dukungan. Anak bisa diberi kebebasan dalam berpendapat selama dilakukan dengan cara sopan. Dengan memberikan pilihan dalam kegiatan belajar maupun penyelesaian tugas dapat melatih cara berpikir untuk mendapatkan solusi baru dan kreatif.
Baca juga: 99 Persen Pondok Pesantren Sudah Adakan PTM Terbatas
Demikianlah 5 faktor penghambat kreativitas siswa. Baik orangtua dan guru disarankan menghindari hal-hal tersebut supaya kreativitas siswa terus terasah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.