KOMPAS.com - Sebelum menginjak usia sekolah, anak tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Bahkan usia 0-2 tahun berada pada tahapan sensori motorik.
Pada tahap ini anak usia dini membangun pengetahuannya berdasarkan apa yang ia tangkap melalui pancainderanya (aktivitas sensor) dan motoriknya.
Melansir akun Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud Ristek, Senin (4/10/2021), anak usia itu menggunakan sistem sensori motorik bawaan.
Baca juga: Bunda, Begini Lho Cara Ajarkan Anak Usia Dini Belajar Matematika
Seperti menghisap, menggenggam dan akivitas motorik kasar untuk membangun pengetahuan mereka. Inilah sebabnya kenapa kita menjumpai bayi sering memasukkan benda yang ia pegang ke dalam mulutnya ataupun melemparkan benda tersebut sambil tertawa.
Bagi orangtua maka harus paham tahapan perkembangan kognitif anak usia 0-2 tahun. Ini tahapan sensorimotorik:
1. Tahapan tindakan refleks (usia kurang 1 bulan)
Selama tahap ini anak biasanya menghisap dan menggenggam segala sesuatu, hal ini diatur oleh tindakan refleks mereka.
2. Tahapan reaksi sirkuler primer (1-4 bulan)
Pondasi tahap ini adalah memodifikasi tindakan refleks pada tahap 1, yaitu munculnya reaksi yang baru yang tidak muncul pada tahap 1. Anak mulai mengarahkan perilakunya sendiri dari pada bergantung pada tindakan refleks.
3. Tahap reaksi sirkuler sekunder (4-8 bulan)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.