Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Sederhana untuk Mengasah Empati Anak Usia Dini

Kompas.com - 27/10/2021, 12:36 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kemampuan berempati atau kemampuan memahami perasaan dan pikiran orang lain perlu diasah sejak ini karena memberikan banyak manfaat bagi anak saat dewasa kelak.

Anak dengan empati cenderung memiliki kehidupan sosial yang lebih baik, termasuk mampu menyelesaikan masalah dari beragam perspektif.

Guru TK Cikal Bandung, Prillya Mariana Widyatmiko mengatakan ada kegiatan sederhana dan menyenangkan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengasah empati anak di lingkungan rumah.

Orangtua dapat melakukan kegiatan neighbourhood community, yaitu mengenalkan anak tentang peran dan tanggung jawab berbagai orang dalam lingkup bertetangga.

Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar

Pengenalan profesi tumbuhkan empati

Program neighbourhood community ini, jelas Prillya, ditujukan untuk membangun kesadaran anak-anak di usia TK terhadap lingkungan sekitarnya.

“Kami ingin mengenalkan pada anak tentang peran dan tanggung jawab berbagai orang
dalam lingkup bertetangga. Selain itu, kami juga ingin mengaitkannya dengan dampak, jasa
dan akibat yang bisa ditimbulkan dari peran tersebut pada anak-anak,” tutur Prillya dalam keterangan tertulis, Rabu (27/20/2021).

Ia pun menyatakan bahwa terdapat beberapa peran yang perlu dikenalkan pada anak-anak TK di lingkungan sekitar.

Peran tersebut antara lain petugas kebersihan, penjual sayur, satpam, pengantar paket dan sebagainya.

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Kartu Indonesia Pintar untuk SD-SMA

Setelah mengenalkan, orangtua maupun pendidik juga mengajak anak melakukan refleksi sederhana, misalnya bagaimana ya jika tidak ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah?

“Peran dari profesi sangat berarti dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak diajak untuk mengetahui manfaat dari profesi mereka serta memberikan apresiasi berupa ucapan terima kasih sederhana. Selain itu juga anak-anak dapat memahami bahwa para petugas atau penjual ini bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya,” tambahnya.

Cerita Fatih dan penjual tahu

Salah satu cerita unik dari program ini hadir dari Fatih, murid Reception Senior TK Cikal Bandung.

Ia bercerita bahwa ia sangat menyukai tahu. Sebelum mengikuti program Cikal Aksi-Aksi dan kegiatan Neighbourhood Community ini Fatih belajar menabung dengan mengumpulkan koin yang dimasukkan ke celengan.

Fatih sangat menyukai celengannya bahkan kemanapun ia pergi selalu dibawa.

Baca juga: BCA Buka Magang Bakti bagi Lulusan SMA-SMK, D1-D3 dan S1, Yuk Daftar

“Ketika saya mengajak untuk berbagi. Fatih ingat dengan celengannya dan ingin membuka untuk kemudian uangnya diberikan kepada penjual tahu, sambil mengucapkan terima kasih secara langsung. Fatih dalam hal ini telah memahami dampak jika bapak penjual tahu tidak lewat depan rumahnya maka dia tidak bisa makan tahu,” cerita Prilly.

Prilly pun menyatakan bahwa Fatih berinisiatif memberikan uang tabungan di celengannya secara sukarela untuk bapak penjual tahu karena ia memahami bahwa menjual tahu itu telah menjadi bagian dari mencari nafkah bapak tersebut.

Melalui program Neighbourhood Community, Cikal berupaya membangun empati, kesadaran diri, sikap tenggang rasa sejak usia dini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau