KOMPAS.com - Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) jenjang Sekolah Dasar (SD) dimulai secara serentak di seluruh Indonesia sejak Senin (15/11/2021).
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, jenjang SD melaksanakan asesmen secara nasional berbasis komputer. Berbeda dengan jenjang SMP dan SMA sederajat yang sudah berpengalaman melaksanakan ujian nasional berbasis komputer.
Rachel Gabriella Arruanbaianda, siswi kelas 5-C SD Negeri 001 Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat memaparkan cerit seusai mengikuti Asesmen Nasional. Menurutnya, soal-soal literasi dalam Asesmen Nasional tidak sulit.
Baca juga: Asesmen Nasional Pengganti UN, Ini Link Contoh Soal SD-SMA
"Tidak sulit menjawab soal-soal literasi Asesmen Nasional,” kata Rachel seperti dilansir dari laman Direktorat SD Kemendikbud Ristek.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 001 Mamasa, Parlina menjelaskan, ANBK di sekolahnya berjalan lancar tanpa kendala sama sekali.
Pukul 7 pagi, terang dia, jaringan sudah terbuka. Murid-murid pun mengisi soal dengan lancar. Bahkan, sebagian murid hanya butuh waktu 30 menit mengisi soal lalu pulang.
Adapula sebagian murid yang mengerjakan soal sampai 1 jam. Tetapi bukan karena kendala jaringan, melainkan karena ingin lebih teliti mengisi soal.
Justru, ia mengatakan kendala terjadi pada saat gladi bersih Asesmen Nasional beberapa waktu lalu sehingga murid lumayan kesulitan mengisi soal.
"Memang ada kendala pada saat simulasi beberapa waktu lalu. Sulit sekali terkoneksi dengan server pusat. Tapi saat pelaksanaan hari ini lancar sekali,” katanya.
Total ada 15 murid SDN 001 Mamasa yang terpilih mengikuti Asesmen Nasional. Mereka dibagi menjadi dua sesi.
Baca juga: Mendikbud Nadiem soal Pengganti UN 2021: Tidak Perlu Bimbel Khusus
Pada sesi satu yang berlangsung pagi hari, murid yang mengisi soal AN sebanyak 7 orang. Pada sesi kedua yang diselenggarakan mulai pukul 1 siang, sebanyak 8 murid yang mengisi soal AN.
Guru kelas 5 SDN 001 Mamasa, Mece Sa’bu mengatakan bersyukur sekali sekolahnya mendapatkan bantuan chromebook 18 unit dari Kemendikbud Ristek. Sehingga sekolah ini bisa menyelenggarakan ANBK secara mandiri dan secara online. Tidak perlu menumpang ke sekolah lain.
”Kami juga mendapatkan pelatihan penggunaan chromebook dari Direktorat Sekolah Dasar. Sekaligus dilatih menjadi proktor. Ini sangat bermanfaat sehingga ANBK di sekolah kami ini berjalan lancar,” katanya.
Mece Sa’bu bercerita, ia bersama beberapa guru, kepala sekolah, proktor, dan teknisi membentuk tim kerja sebulan menjelang pelaksanaan ANBK.
Mereka bekerja intens mempersiapkan ruangan, laptop chromebook, jaringan internet, melatih murid mengoperasikan laptop hingga menyiapkan mental mereka menghadapi ANBK.