Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Manfaatkan Limbah Tempe untuk Suburkan Tanaman

Kompas.com - 09/12/2021, 13:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu makanan ini tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Sebab, tempe merupakan makanan keseharian masyarakat termasuk di Jawa.

Tempe dapat diolah dalam berbagai varian masakan sehingga sesuai dengan selera banyak orang. Gizi yang dikandungnya membuat tempe menjadi santapan yang murah meriah dan mengenyangkan.

Namun dibalik itu dalam pembuatan tempe juga menghasilkan limbah yang mengeluarkan bau tidak sedap dan juga dapat mengotori saluran air di sekitar rumah dari air buangan seperti air cucian, air rebusan dan air rendaman kacang kedelai.

Baca juga: Mahasiswa UNY Buat Aplikasi Deteksi Usia Melalui Foto Wajah

Dari satu kali proses pembuatan tempe, bisa menghasilkan kira–kira 5 liter air rebusan kacang kedelai. Air rebusan kedelai yang dihasilkan memiliki warna kuning kecoklatan, berbau kedelai yang direbus dan berbuih putih.

Tetapi, di dalam limbah cair rebusan kedelai terdapat kandungan unsur hara Phosphor (P), Nitrogen (N) dan Kalium (K) yang sangat dibutuhkan untuk laju pertumbuhan tanaman.

Olah limbah tempe

Dari sinilah mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Nastiti Estiningtyas mengolah limbah tempe agar bisa bermanfaat dan nantinya tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Tentu, limbah tersebut berasal dari proses pembuatan tempe dan ampas tempenya.

Menurut Nastiti, air rebusan olahan kedelai mengandung 0,11 persen karbohidrat, 0,42 persen protein, 0,13 persen lemak, 4,55 persen besi, 1,74 persen fosfor dan 98,8 persen air.

"Ampas tempe yang sudah kering dapat dijadikan campuran makanan unggas peliharaan seperti ayam," ujarnya seperti dikutip dari laman UNY, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Cop Busi Daur Ulang Plastik Inovasi Mahasiswa UNY Bikin Bertenaga Tapi Irit

Adapun bahan yang dibutuhkan adalah air bekas rendaman tempe, gula jawa dan botol bekas. Air rebusan kedelai, yang didapat dari merebus kacang kedelai selama 4 jam, dikumpulkan dan dicampurkan dengan gula merah.

Sehingga nantinya bisa menjadi mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara makro, mikro, dan mikroorganisme yang berpotensi sebagai:

1. perombak bahan organik

2. perangsang pertumbuhan

3. agen pengendali hama serta penyakit tanaman

Sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau