Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unpad: Picu Penyakit Rongga Mulut, Ini Cara Bersihkan Plak Gigi

Kompas.com - 11/12/2021, 11:29 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu masalah pada gigi yang kerap diderita masyarakat adalah adanya plak pada gigi.

Keberadaan plak gigi ini sering disepelekan masyarakat. Padahal jika dibiarkan terlalu lama, plak gigi ini menjadi penyebab utama dari penyakit di rongga mulut.

Untuk itu, menjaga kebersihan rongga mulut dengan menyikat gigi yang benar penting dilakukan. Selain itu masyarakat juga perlu mendatangi dokter gigi secara rutin untuk memeriksakan kesehatan giginya.

Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Amaliya menjelaskan, plak tidak dapat hilang hanya dengan berkumur saja.

Baca juga: Dosen IPB Beberkan Efektivitas Sumur Resapan di Daerah Perkotaan

Menghilangkan plak gigi tidak bisa berkumur saja

Pasalnya plak melekat erat pada permukaan gigi dan semua permukaan keras yang ada di rongga mulut.

"Plak tidak bisa berkumur saja, tetapi plak gigi bisa hilang dengan menyikat gigi," kata Amaliya pada acara webinar Pengabdian Series X Fakultas Kedokteran Gigi seperti dikutip dari laman Unpad, Sabtu (11/12/2021).

Amaliya menerangkan, beberapa menit setelah menyikat gigi, plak dapat terbentuk kembali. Hal ini disebabkan plak atau bio film pada rongga mulut ini akan terus terbentuk karena adanya ludah.

"Jadi kalau dikatakan kita akan hidup terus bersama plak. Selama ada ludah, plak gigi akan terus terbentuk," ungkap Amaliya.

Baca juga: Siswa, Ini Lho Penyebab Mata Pedih Saat Mengiris Bawang

Banyak kuman berada di plak gigi

Plak sendiri merupakan lapisan tipis yang berwarna transparan atau putih kekuningan. Lapisan ini dapat menempel pada semua permukaan keras dalam rongga mulut. Termasuk gigi, tambalan, gigi tiruan, dan kawat orto.

"Biasanya warnanya hampir mirip dengan gigi sehingga tidak mudah untuk dibedakan dengan permukaan gigi," jelas dosen Departemen Periodonsia FKG Unpad ini.

Menurut Amaliya, kuman banyak hidup pada plak gigi. Bahkan bisa dikatakan plak ibarat kota yang padat penduduk. Semakin lama tidak dibersihkan, kuman akan semakin menumpuk dan mengundang berbagai kuman lain untuk hidup di permukaan gigi.

"Ini mungkin selama beberapa jam beberapa hari tidak menyikat gigi maka plak yang terbentuk akan sangat banyak, selain luas juga tebal," bebernya.

Karena sulit dibedakan dengan warna gigi, banyak yang tidak sadar bahwa di giginya ada banyak plak yang harus dibersihkan.

Baca juga: Tim Dosen Unesa Beri Pelatihan Bantu Guru Sekolah Inklusif Atasi Stres

Pentingnya mendeteksi keberadaan plak gigi

Untuk itu, keberadaan plak perlu dideteksi. Salah satunya dengan menggunakan zat yang disebut disclosing agent atau bahan pewarna plak gigi.

Amaliya menambahkan, saat ini sudah tersedia sejumlah bahan pewarna gigi. Ada yang berbentuk cair, gel, dan tablet. Dengan dilakukan pewarnaan, dapat diketahui lokasi dan banyaknya plak gigi untuk dapat dibersihkan. Meski sudah sikat gigi, jika caranya belum tepat plak gigi belum tentu hilang.

"Dengan mengetahui adanya plak serta lokasinya, kita bisa memperbaiki cara sikat gigi," tandas Amaliya.

Pewarnaaan gigi juga diperlukan untuk memotivasi pasien, terutama anak-anak agar mau menyikat gigi dengan benar. Hal ini pun dinilai efektif untuk memberikan edukasi dan penyuluhan kesehatan gigi bagi masyarakat.

Baca juga: Tips Memasak Nasi Putih Rendah Gula dari Dosen IPB, Yuk Coba di Rumah

Selain itu, pemberian zat pewarna gigi juga bermanfaat untuk membantu memelihara atau menjaga kebersihan gigi dan mulut pasien serta evaluasi kesehatan saat di dokter gigi.

"Pada saat evaluasi atau kunjungan pemeliharaan kita harapkan pasien bisa memelihara kebersihan mulutnya dengan menyikat gigi yang baik. Sehingga indeks plak atau jumlah plaknya itu tidak boleh lebih dari 10 persen," pungkas Amaliya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com