KOMPAS.com - Menyikat gigi dengan benar penting dilakukan oleh setiap orang. Sebab jika tidak dan timbul plak, maka dapat jadi penyebab utama dari penyakit di rongga mulut.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Amaliya, drg., M.Sc., plak tidak dapat hilang hanya dengan berkumur. Plak melekat erat pada permukaan gigi dan semua permukaan keras yang ada di rongga mulut.
"Plak tidak bisa berkumur saja, tetapi plak gigi bisa hilang dengan menyikat gigi," jelas Amaliya pada acara Webinar Pengabdian Series X FKG Unpad yang digelar secara virtual, Kamis (9/12/2021).
Baca juga: Siswa SD, Ini Lho Pentingnya Menggosok Gigi
Ternyata, jika kita sudah menyikat gigi, beberapa menit plak dapat kembali terbentuk. Ini karena plak atau bio film pada rongga mulut ini akan terus terbentuk karena adanya ludah.
"Jadi kalau dikatakan kita akan hidup terus bersama plak. Selama ada ludah, plak gigi akan terus terbentuk," tutur Amaliya seperti dikutip dari laman Unpad.
Dijelaskan, plak adalah lapisan tipis yang berwarna transparan atau putih kekuningan. Lapisan ini dapat menempel pada semua permukaan keras dalam rongga mulut, termasuk gigi, tambalan, gigi tiruan, dan kawat orto.
"Biasanya warnanya hampir mirip dengan gigi sehingga tidak mudah untuk dibedakan dengan permukaan gigi," imbuhnya.
Menurutnya, plak dihidupi beragam kuman. Plak diibaratkan seperti kota yang padat penduduk. Semakin lama tidak dibersihkan, kuman akan semakin menumpuk dan mengundang berbagai kuman lain untuk hidup di permukaan gigi.
Hal itu juga dapat diibaratkan jika beberapa hari tidak menyikat gigi maka plak akan terbentuk sangat banyak dan tebal.
Karena sulit dibedakan dengan warna gigi, banyak yang tidak sadar bahwa di giginya ada banyak plak yang harus dibersihkan.
Baca juga: 12 Tips Meredakan Sakit Kepala dari Universitas Nasional
Untuk itu, keberadaan plak perlu dideteksi, di antaranya dengan menggunakan zat yang disebut disclosing agent atau bahan pewarna plak gigi.
Saat ini sudah tersedia sejumlah bahan pewarna gigi. Ada yang berbentuk cair, gel, dan tablet.
Dengan dilakukan pewarnaan, dapat diketahui lokasi dan banyaknya plak gigi untuk dapat dibersihkan. Meski sudah sikat gigi, jika caranya belum tepat plak gigi belum tentu hilang.
"Dengan mengetahui adanya plak serta lokasinya, kita bisa memperbaiki cara sikat gigi," kata Dr. Amaliya.
Adapun pewarnaaan gigi juga diperlukan untuk memotivasi pasien, terutama anak-anak agar mau menyikat gigi dengan benar. Hal ini pun dinilai efektif untuk memberikan edukasi dan penyuluhan kesehatan gigi bagi masyarakat.
Tak hanya itu saja, pemberian zat pewarna gigi juga bermanfaat untuk membantu memelihara atau menjaga kebersihan gigi dan mulut pasien serta evaluasi kesehatan saat di dokter gigi.
Baca juga: Sakit Gigi? Ini 3 Tips Obati Sendiri dari Dosen FKG Unpad
"Pada saat evaluasi atau kunjungan pemeliharaan kita harapkan pasien bisa memelihara kebersihan mulutnya dengan menyikat gigi yang baik dan indeks plak atau jumlah plaknya itu tidak boleh lebih dari 10 persen," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.