Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ITS Inovasi Peralatan Dapur dari Anyaman Bambu

Kompas.com - 08/01/2022, 14:44 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membantu pengrajin anyaman bambu melalui inovasi produk peralatan dapur.

Hal ini sebagai upaya pengembangan bagi industri anyaman bambu agar dapat bertahan di kondisi ekonomi digital saat ini. Karenanya, tim KKN tersebut membantu pengrajin anyaman Dusun Patuk, Jombang.

Adapun tim yang bernamakan KKN Bambooana ini melakukan pengabdian dan pemberdayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) produk anyaman milik Budi.

Baca juga: Keren, Mahasiswa ITS Gagas Robot Penghancur Sampah di Laut

Dalam menjalankan usahanya, Budi mengajak tetangga sekitar untuk ikut serta dalam proses pembuatan produk anyaman.

Tingkatkan potensi produk kreatif

Salah satu anggota dari KKN Bambooana, Nada Salsabilah, mengungkapkan bahwa dalam rangka membantu produktivitas UKM produk anyaman tersebut dilakukan kegiatan KKN dengan pendekatan social entrepreneurship era digital melalui edukasi dan transfer teknologi.

"KKN yang mulai dilaksanakan sejak Mei 2021 ini fokus pada edukasi tentang sistem manajemen bisnis dan pemasaran di era digital yang dibutuhkan oleh sebuah UKM," ujarnya seperti dikutip dari laman ITS, Jumat (7/1/2022).

Selain itu, tim KKN Bambooana juga melaksanakan kegiatan untuk meningkatan potensi produk kreatif anyaman bambu. Inovasi yang diusulkan tim KKN Bambooana berupa produk kitchenware atau peralatan masak dapur.

Ide ini muncul atas pertimbangan untuk mendukung gerakan zero waste atau bebas sampah dan juga Sustainable Development Goals (SDGs) nomor delapan, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Mahasiswa UMY Inovasi Limbah Kulit Bawang Jadi Sabun Herbal

Produk kitchenware yang dibuat berupa:

1. tudung saji

2. nampan

3. tempat buah

4. rantang

5. tatakan

Produk tersebut dipilih sebab dinilai lebih modern dan sesuai dengan selera pasar saat ini.

"Tentunya kami tidak hanya fokus pada pengembangan produk saja, tetapi juga dampak yang dapat diterima oleh para pengrajin," ungkap mahasiswi asal Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.

Ternyata, kegiatan ini mendapatkan respon baik dari para pengrajin anyaman bambu. Kini, produk yang dihasilkan lebih sesuai dengan selera pasar modern.

Sehingga diharapkan banyak diminati masyarakat dan tidak kalah dengan produk hasil pabrik. "Pemasaran produk sudah dilakukan secara digital dan sistem manajemennya lebih rapi," imbuh Nada.

Sebagai rencana lanjutan, tim KKN Bambooana telah melakukan diskusi terkait rebranding Dusun Patuk Jombang.

Baca juga: Dosen dan Mahasiswa ITS Inovasi Penjernih Limbah Kain Tenun

Dengan adanya kegiatan semacam ini, tentu diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran produk industri di Dusun Patuk utamanya kerajinan anyaman bambu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com