KOMPAS.com - Perubahan gaya hidup masyarakat biasanya disebabkan karena adanya modernisasi. Tak heran jika kini bermunculan penyakit yang disebabkan banyak hal.
Bahkan kini terjadi pula pergeseran jenis penyakit yang awalnya adalah penyakit-penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM).
Penyakit tidak menular (PTM) juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya berkembang lambat.
Baca juga: Ortu di DIY, RSA UGM Buka Vaksinasi Anak 6-11 Tahun
Menurut federasi diabetes, jumlah pengidap diabetes saat ini adalah 8,4 persen dari populasi dewasa dan naik dari 371 juta kasus pada 2012.
Di Indonesia, DM menempati urutan 7 dunia, dengan jumlah penderita mencapai 8,5 juta orang. Di posisi teratas, ada Cina (98,4 juta jiwa), India (65,1 juta jiwa), dan Amerika (24,4 juta jiwa).
Sedangkan menurut data Riskerdas 2018 prevalensi DM pada penduduk umur lebih dari 15 tahun sebesar 8.5 persen, sedangkan pada 2025 prevalensi DM pada penduduk lebih dari 15 tahun akan mencapai 10.9 persen yaitu terjadi peningkatan jumlah yang cukup signifikan.
Melansir laman RSA Universitas Gadjah Mada (UGM), Kepala Instalasi Gizi RSA UGM, Yusmiyati, S.Gz., RD., menjelaskan, Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif (WHO,2017).
Diabetes Melitus tipe 1 dan 2 memerlukan penatalaksanaan yang komprehensif sehingga tidak memberikan komplikasi berbahaya pada penderitanya.
Adapun penanganan DM dapat dikelompokkan dalam lima pilar, yaitu:
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan penyerapan edukasi dengan rerata kadar gula darah, dan ada hubungan antara pengaturan makan dengan rerata kadar gula darah.
Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini yang Harus Dilakukan jika Omicron Datang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.