Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciptakan Panel Anti-peluru dari Serat Rami, Dosen ITB Raih Penghargaan

Kompas.com - 12/01/2022, 15:20 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Institut Teknologi Bandung membuat produk panel anti peluru. Inovasi ini membawa Mardiyati raih penghargaan sebagai sebagai Inovator terbaik dalam PRIMA Award ITB 2021.

PRIMA ITB merupakan penghargaan bidang penelitian, pengabdian masyarakat, inovasi dari LPPM ITB kerja sama dengan kantor Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi ITB.

Mardiyati mengatakan penghargaan ini semakin meningkatkan motivasi dirinya untuk melakukan yang lebih baik lagi di bidang inovasi.

“Semakin meningkatkan motivasi saya untuk melakukan yang lebih baik lagi di bidang inovasi, sehingga nantinya produk-produk inovasi tersebut dapat menjadi produk yang turut memberikan solusi terhadap permasalahan yang kita hadapi bersama,” ucap Mardiyati seperti dilansir dari laman ITB.

Baca juga: Beasiswa S1-S2 Turki 2022 Dibuka, Kuliah Gratis dan Tunjangan Bulanan

Produk inovasi yang dihasilkan Mardiyati terbilang cukup banyak. Ada juga yang sudah dihilirasi oleh perusahaan rintisan binaan LPiK ITB.

Salah satu inovasi terbaru Mardiyati bersama tim di tahun 2021adalah di bidang militer. Inovasi yang dikembangkan tersebut adalah panel anti peluru dalam Modular Armor System Kapal Patroli.

“Seperti yang kita tahu, negara kita adalah negara maritim dan diperlukan kapal patroli untuk menjaga pertahanan dan keamanannya. Biasanya di ruang kemudi, lambung, dan mesin kapal, diberikan panel anti peluru untuk melindungi kapal patroli dari tembakan. Nah, biasanya modul anti peluru atau material untuk produk tersebut diimpor dari luar. Kita ingin ada kemandirian dalam hal tersebut,” ujarnya.

Dosen pada KK Ilmu dan Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu menjelaskan, produknya telah dilakukan pengujian tembak produk di PT Pindad (Persero), dengan mengacu pada Standar NIJ 0108.01 Level III dengan munisi 7.62 mm pada jarak tembak 5 meter. Sampel yang dibuat oleh tim lolos uji tembak dengan mengacu pada standar tersebut.

Baca juga: 15 Beasiswa Penuh S1-S2 Pendaftaran Januari-Februari 2022

Menhan Prabowo Subianto saat berkenjung ke ITB tengah melihat panel anti peluru yang dibuat Dr Mardiyati dan TimDok. Humas ITB Menhan Prabowo Subianto saat berkenjung ke ITB tengah melihat panel anti peluru yang dibuat Dr Mardiyati dan Tim

Mardiyati mengatakan tantangan-tantangan yang dialaminya membuat hidup lebih menarik.

Salah satu tantangan untuk inovator di Indonesia, terang dia, adalah bagaimana caranya memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul di negara kita dengan menggunakan segenap sumber daya yang ada.

Bisa dari segi sumber daya alam atau sumber daya manusianya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Tantangan berikutnya adalah apabila sudah memiliki produk inovasi yang sudah teruji, bagaimana mengondisikan sehingga produk tersebut memang digunakan dan mendapatkan kepercayaan dari bangsa kita sendiri untuk dimanfaatkan.

“Tentu saja di tahap ini peran berbagai pihak diperlukan. Pemerintah, industri, akademisi, seluruh komponen bangsa,” ujarnya.

Baca juga: 3 Beasiswa Luar Negeri Tanpa Syarat Nilai TOEFL

Ia pun berpesan untuk para inovator yakni menjalani hidup sebagai seorang inovator adalah suatu perjalanan yang menyenangkan dan penuh tantangan.

"Percayalah, bila niat kita bersungguh-sungguh untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul di negeri ini dengan suatu karya inovasi, maka karya tersebut pasti akan sangat dinanti. Jangan pernah berhenti berinovasi untuk memberikan solusi. Kita hidup hanya satu kali dan semoga dengan karya inovasi, hidup kita akan menjadi sangat berarti,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com