Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Ini Kaitan Adopsi Spirit Doll dan Kesehatan Jiwa

Kompas.com - 16/01/2022, 19:42 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah selebritas di Indonesia yang mengadopsi spirit doll atau boneka arwah akhir-akhir ini menjadi perbincangan menarik bagi masyarakat.

Bahkan beberapa selebritas memperlakukan boneka arwah layaknya anak sungguhan dengan diberi pakaian bagus hingga aksesoris mewah.

Fenomena ini makin disoroti masyarakat karena beberapa artis yang memiliki spirit doll sering mengunggah di akun media sosial (medsos) mereka.

Sebut saja Ivan Gunawan yang sempat memiliki dua boneka yang dianggap anak sendiri. Namun kini Ivan Gunawan menghibahkan dua boneka tersebut karena terus mendapatkan komentar dari netizen.

Baca juga: Investigasi Kasus, Satgas PPKS Unesa Libatkan Para Ahli

Gangguan mental bisa terjadi pada siapapun

Dilihat dari perspektif kesehatan jiwa, Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Uswatun Hasanah memberikan pendapatnya.

Dia mengatakan, tidak ada yang salah jika seseorang memiliki hobi bermain atau mengoleksi boneka.

Karena hampir semua orang melalui masa kecilnya dengan bermain boneka.

Uswatun menekankan, sesuai yang ia pelajari bahwa risiko gangguan mental tidak dipungkiri dapat dialami oleh siapapun.

"Namun kita perlu mengidentifikasi lebih dulu latar belakang para pemilik mengadopsi spirit doll tersebut," ujar Uswatun Hasanah seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Minggu (16/1/2022).

Baca juga: Ikut SBMPTN 2022? Cek Kampus dan Prodi Saintek-Soshum Paling Diminati

Tidak dijadikan untuk menggantikan peran orang hidup

Dia menerangkan, jika untuk koleksi saja tentu tidak masalah. Namun jika adopsi dilakukan dengan tujuan khusus menjadi teman bicara atau mengganti peran orang hidup di sekitarnya tentu perlu diwaspadai karena mengarah pada risiko gangguan kesehatan jiwa.

Uswatun menambahkan risiko gangguan kesehatan jiwa juga bisa terjadi jika pemilik menunjukkan perilaku yang tidak biasa.

Perilaku ini, lanjut Uswatun, seperti meyakini bahwa bonekalah yang selama ini membantu kesuksesannya sehingga harus diperlakukan sebaik mungkin.

Dia menyakini bahwa keberadaan boneka akan menjadikan hidup menjadi lebih tenang.

Baca juga: Anak Usaha United Tractors Buka Lowongan Kerja S1, Buruan Daftar

Tentunya hal ini sudah mengarah pada gejala waham atau perilaku menghabiskan waktu dengan boneka daripada berinteraksi dengan orang lain sehingga cenderung mengisolasi diri.

"Jika perilaku mengisolasi diri dibiarkan berlanjut maka akan menyebabkan berbagai masalah gangguan jiwa lainnya seperti delusi dan halusinasi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com