Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Makanan Indonesia 48 Juta Ton Per Tahun, Mahasiswa ITS Gagas Solusi

Kompas.com - 04/02/2022, 14:28 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Timbunan sampah makanan "food loss" dan "food waste" di Indonesia selama 20 tahun terakhir mencapai maksimal 48 juta ton per tahun, menyumbang 7,29 persen rata-rata emisi gas rumah kaca Indonesia.

Indonesia mulai berupaya menerapkan strategi pengelolaan sampah makanan lewat kajian Food Loss and Waste (FLW) dalam Rangka Mendukung Penerapan Ekonomi Sirkular dan Pembangunan Rendah Karbon.

Kajian diinisiasi oleh Bappenas bekerja sama dengan Waste4Change, World Research Institute (WRI), didukung oleh UK-FCDO. Hasil Kajian FLW yang diluncurkan pada Juni 2021 lalu tersebut juga dapat dijadikan pedoman bersama untuk mengurangi timbulan FLW di Indonesia.

Baca juga: 10 Negara dengan Penduduk Paling Pintar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Upaya mengurangi sampah makanan juga dilakukan tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tim menciptakan aplikasi SABAYUR yang dapat mempermudah pemasaran hasil pertanian yang telah mendekati masa kedaluwarsa.

Produk ciptaan Ajeng Almira Tarisha Asri dan Erza Janitradevi Nadine ini menjadi solusi yang tepat untuk penanganan bahan pangan sayuran yang prosesnya paling tidak efisien, di mana kehilangannya mencapai 62,8 persen dari seluruh pasokan domestik sayuran yang ada di Indonesia.

Dengan aplikasi SABAYUR, produk hasil pertanian yang dijual akan mendapatkan diskon minimal 50 persen setiap pembelanjaannya dengan menyesuaikan umur simpan produk hasil pertaniannya.

Sehingga, SABAYUR dapat membantu penjualan pedagang di pasar tradisional maupun pasar swalayan.

Menurut Tarisha, penggunaan aplikasi ini tergolong mudah dan praktis hingga dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat.

“Mulai dari pengguna yang masih awam hingga yang telah mahir menggunakan aplikasi berbasis mobile,” terangnya seperti dilansir dari laman ITS, Jumat (4/2/2022).

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Dalam laman pilihan produk hasil pertanian, terang dia, pengguna dapat memilah berdasarkan kategorinya dengan penyortiran terdekat, termurah, ataupun toko dengan rating terbaik.

“Selain itu, terdapat tiga menu utama yakni Discover, Cart, dan Receipt,” papar mahasiswa angkatan 2019 tersebut.

Sementara Erza menjelaskan, pengguna dapat melihat produk yang terbagi menjadi beberapa kategori dan alamat rumah pengguna pada menu Discover.

Dalam hal ini, alamat rumah pengguna tersebut digunakan untuk memudahkan pengguna menemukan toko terdekat dan mendapatkan rekomendasi produk dari toko terdekat.

Sedangkan menu Cart dapat digunakan untuk menyimpan produk yang telah ditambahkan pengguna pada Cart.

“Kemudian pengguna dapat langsung memilih tombol Checkout untuk melanjutkan ke pembayaran,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau