Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Optimistis Gotong Royong Pulihkan Pendidikan hingga Ciptakan SDM Unggul

Kompas.com - 10/02/2022, 14:37 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

“Filosofi gotong-royong itu menjadi lebih bulat ketika kita bersama-sama mengalami kesusahan dan tantangan ini. Dalam diri kita muncul kebersamaan, sehingga gotong royong dalam bentuk link and match yang kami catat selama pandemi ini justru mengalami peningkatan,” urai Dirjen Wikan.

Wikan menambahkan, di satu sisi Covid-19 menciptakan pelambatan ekonomi. Namun, kebersamaan antarpemangku kepentingan ia rasa semakin kuat, misalnya melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Gotong royong antara berbagai pihak yang terlibat dalam MBKM mencakup kurikulum yang disusun bersama, memberi peluang kepada praktisi untuk mengajar, adanya pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), magang yang dirancang bersama pendidikan vokasi dan dunia kerja, guru yang dilatih rutin bersama oleh industri, hingga komitmen industri dalam penyerapan lulusan.

Wikan optimistis dengan kolaborasi berbagai pihak untuk menyukseskan MBKM.

“Ini semua menggambarkan kita sedang melakukan sesuatu yang mungkin ibarat anak panah kita mundur sedikit ke belakang tapi setelah dilepas akan lebih cepat. Nah, itu makna dari pulih bersama, pulih lebih kuat lagi,” tekannya.

Wikan berharap sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, ajang G20 tidak hanya sebatas menunjukkan peran kepemimpinan Indonesia pada G20 namun juga menjadi peluang untuk sesama negara anggota dapat berbagi dan menemukan formula yang tepat dalam upaya keluar dari krisis global.

“Semacam makanan tetapi paduannya cocok dan makin lezat, pulih bersama, dan gotong royong. Semua sangat relevan. Semoga ini menjadi satu sebagai formula pulihnya dunia,” pungkas Dirjen Wikan.

Baca juga: 5 Beasiswa S2 Luar Negeri yang Terima IPK di Bawah 3

Kolaborasi Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Sekjen Kemenaker), Anwar Sanusi, yang juga sebagai Chair of The Employment Working Group mengimbau agar semua pihak yang terlibat dalam kelompok kerjanya untuk memberi manfaat dan kontribusi sebesar-besarnya agar tema G20 yang berkaitan dengan ketenagakerjaan bisa terealisasi secara baik.

Dalam kesempatan ‘Kick Off G20 on Education and Culture’, Anwar turut menjelaskan apa yang ia lakukan bersama kelompok kerjanya. “Melalui tema yang terkait dengan ketenagakerjaan, kita ingin meningkatkan kondisi ketenagakerjaan agar kita bisa pulih secara bersama,” ujarnya sembari meyakini bahwa tantangan pekerjaan di masa pandemi di berbagai belahan dunia sangat luar biasa. Di negara anggota G20, sebanyak 160 juta lebih orang terdampak akibat pandemi.

Lebih lanjut terkait dengan keberlanjutan penciptaan lapangan kerja, Sesjen Anwar Sanusi mengakui adanya tantangan selain pandemi Covid-19 yakni bonus demografi di Indonesia.

Namun, terang dia, tanpa adanya pandemi saja, setiap tahunnya ada dua juta lebih angkatan kerja baru masuk ke dunia kerja yang sebagian besar dari mereka adalah kaum milenial dan zilenial.

Selain bonus demografi, Anwar mengatakan, tantangan lain adalah era industri 4.0 di mana lapangan pekerjaan baru akan bermunculan baik dari sisi pola, cara bekerja akan sangat berbeda.

“Oleh karena itu, kita harus berpikir kreatif dan inovatif untuk melihat peluang yang bisa kita hasilkan,” ucapnya.

Ia yakin, optimalisasi kreativitas terbuka lebar karena potensi terciptanya SDM unggul dapat dimulai dari 74.961 desa yang tersebar di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com