Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Sarapan Belum Jadi Kebiasaan, Ini Dampaknya bagi Anak

Kompas.com - 19/02/2022, 13:15 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Sebelum memulai aktvitas di pagi hari, disarankan untuk sarapan agar tubuh memiliki energi.

Sarapan bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang sederhana. Misalnya roti, buah-buahan, telur atau bubur.

Meski punya banyak manfaat, namun sayangnya sarapan belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat di Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak.

Ada beberapa dampak kurang bagus bagi anak-anak yang sering melewatkan sarapan sebelum memulai beraktivitas.

Baca juga: Jurusan Saintek-Soshum Paling Ketat Jalur SNMPTN, Yuk Intip Peluangmu

Sarapan belum jadi kebiasaan anak-anak di Indonesia

Hal ini disampaikan Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih. Dia mengatakan, sarapan masih belum menjadi kebiasaan di Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak.

"Hampir separuh anak-anak di Indonesia belum menjadikan sarapan sebagai suatu kebiasaan dengan berbagai alasan. Seperti keburu berangkat sekolah atau tidak sempat menyiapkan sarapan karena ibunya keburu berangkat kerja," terang Mirza seperti dikutip dari laman UGM, Sabtu (19/2/2022).

Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan.

Baca juga: Dibuka Pukul 15.00 WIB, Ini Daftar PTN dan Politeknik di SNMPTN 2022

 

Anak usia sekolah butuh 1.550 kalori per hari

Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.

Mirza menerangkan, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral. Sementara itu, kebutuhan kalori saat sarapan tidaklah besar sekitar 300 kalori.

"Namun, sebagian besar anak Indonesia gagal memenuhi kebutuhan kalori saat sarapan karena asupan gizi yang tidak seimbang," papar Mirza.

Baca juga: Lowongan Kerja Perusahaan Tambang Bauksit bagi Lulusan S1, Tertarik?

Mirza mengungkapkan, apabila kebutuhan kalori saat sarapan tidak terpenuhi akan berdampak pada fungsi otak dalam memori pelajaran di sekolah.

 

Dampak tidak sarapan

Ada dampak bagi anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan, seperti:

1. Kurang bisa berkonsentrasi saat belajar karena otak tidak mendapat cukup energi.

2. Memengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.

"Edukasi sarapan menjadi penting. Penyediaan sarapan bagi anak dilakukan dengan menganut gizi seimbang," imbuh Mirza.

Baca juga: Astra Isuzu Buka Lowongan Kerja D3-S1, Buruan Daftar

Dia memberi saran, pilih sarapan yang mudah disiapkan. Namun tetap memenuhi prinsip gizi seimbang.

"Contoh menu sederhana seperti nasi atau roti ditambah telor, buah dan susu ini sudah cukup memenuhi kebutuhan kalori," tutup Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau