Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unpad Produksi Pupuk Ramah Lingkungan, Lebih Sehat Minim Efek Samping

Kompas.com - 21/02/2022, 13:45 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Meningkatnya jumlah populasi manusia juga diikuti dengan meningkatnya pemenuhan pangan.

Pemenuhan pangan sendiri dapat memicu intensifikasi pertanian dengan pemberian pupuk kimia dan pestisida yang tinggi, hingga penanaman varietas tanaman yang rakus hara. Jika ini terjadi terus menerus, kualitas tanah pertanian akan mengalami penurunan.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad), Betty Natalie Fitriatin menjelaskan, pemupukan kimiawi dalam jangka waktu panjang akan menghilangkan kandungan bahan organik sehingga menurunkan aktivitas organisme dalam tanah. Kondisi ini mengakibatkan tanah menjadi “sakit”.

“Kita perlu satu solusi dengan mengambil peran pupuk ramah lingkungan,” ungkap Prof. Betty pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Pupuk Ramah Lingkungan untuk Tanah dan Pangan yang Sehat”, seperti dilansir dari laman Unpad.

Baca juga: Cangkang Telur Bisa Jadi Pupuk Tanaman, Mahasiswa Unpad Jelaskan Caranya

Upaya menghasilkan pangan yang sehat

Sebaliknya, Prof. Betty menerangkan, ada banyak manfaat dari penggunaan pupuk ramah lingkungan. Hal ini telah banyak diteliti oleh ilmuwan.

Beberapa di antaranya meningkatkan hasil pertanian, meningkatkan status hara tanah, hingga peningkatan kualitas hasil tanaman.

Tanaman hasil pemupukan organik memiliki kualitas dan kandungan nutrisi yang baik.

Jika tanaman ini dijadikan pakan ternak akan menghasilkan produk peternakan yang memiliki kualitas baik dan memiliki kandungan nutrisi yang optimal.

Prof. Betty memaparkan bahwa lahan pertanian Indonesia diperkirakan banyak mengalami suboptimal kualitas (mempunyai kesuburan yang rendah dan tidak mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optima).

Data Badan Pangan Dunia (FAO) PBB menunjukkan, angka penggunaan pupuk NPK di Indonesia terus meningkat sejak 2002.

Baca juga: Biaya Kuliah S1 Unpad 2022 Jalur SNMPTN-SBMPTN untuk Tiap Prodi

Bahkan, Indonesia masuk dalam 20 besar negara pengimpor pupuk kimia di dunia.

Jika penggunaan pupuk anorganik terus meningkat tanpa terkendali, Prof. Betty mengungkap adanya risiko sejumlah masalah besar yang akan mengemuka.

Selain penurunan kualitas tanah, pencemaran lingkungan, hingga ancaman bagi kesehatan manusia dapat terjadi.

Untuk itu, penggunaan pupuk ramah lingkungan (organik/hayati) harus terus digalakkan.

Dikatakan ramah lingkungan karena pembuatan pupuk ini menggunakan sumber daya hayati dan tidak banyak menghasilkan efek samping terhadap tanah maupun lingkungannya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau