Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Dosen UNS: Indonesia Perlu Diversifikasi Pangan

Kompas.com - 28/02/2022, 14:20 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

"Kita harus mencari alternatif, budidaya tidak bisa 100 persen mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri karena membutuhkan sistem budidaya lebih terpadu, seragam, dan manajemen yang baik," papar Mercy Bientri Yunindanova.

Sehingga perlu ada proses diversifikasi pangan sumber protein dengan penggunaan alternatif biji-bijian lain sebagai bahan baku yang mengandung protein mendekati kedelai. Indonesia sangat kaya dengan keanekaragam tanaman biji-bijian dan telah terbukti dapat diolah menjadi olahan tempe.

 

"Sebetulnya tidak perlu khawatir karena banyak kearifan lokal tentang tempe," ungkap Mercy.

Tahu tempe tidak hanya berbahan dasar kedelai

Ilmu teknologi pangan sudah melakukan penelitian mengenai pemanfaatan biji selain kedelai untuk bahan pangan kaya protein seperti tempe.

Baca juga: Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK-D3, Yuk Daftar

Memang pengenalannya kepada masyarakat belum masif, harus secara gradual (bertahap) mengubah mindset bahwa tahu dan tempe tidak hanya berbahan dasar kedelai.

"Protein itu bisa diperoleh dari bahan makanan yang lain. Bahkan diversifikasi pangan dalam artian makan dalam berbagai jenis itu lebih baik," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau