Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Umum 1 Maret 1949, Siswa Sudah Paham Sejarahnya?

Kompas.com - 01/03/2022, 09:20 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tepat pada 1 Maret 1949, di Yogyakarta terjadi perang untuk melawan penjajah. Yakni terjadi serangan secara besar-besaran oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama rakyat.

Bagi siswa sekolah apakah sudah paham? Apalagi yang pernah ke Kota Yogyakarta dan lebih tepatnya berkunjung di sekitar Museum Benteng Vredeburg, di sekitar museum ada Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949.

Nah, itu adalah salah satu bukti sejarah di kota perjuangan tersebut. Yakni upaya TNI untuk melakukan serangan balik dan untuk membuktikan bahwa TNI masih ada dan kuat.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Sejarah hingga Masa Runtuhnya Kerajaan Kediri

Peristiwa serangan umum 1 maret 1949

Melansir laman Kemendikbud Ristek, yang dikutip dari laman Museum Benteng Vredeburg, serangan umum 1 Maret 1949 merupakan sebuah respons atas Agresi Militer Belanda ke-II yang menjadikan Yogyakarta sebagai sasaran utamanya.

Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia karena situasi di Jakarta tidak aman setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Meski demikian, situasi Yogyakarta sebagai ibu kota negara saat itu juga sangat tidak kondusif. Keadaan tersebut diperparah propaganda Belanda di dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengirimkan surat kepada Letnan Jenderal Soedirman untuk meminta izin diadakannya serangan.

Jenderal Sudirman menyetujuinya dan meminta Sri Sultan HB IX untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.

Baca juga: Balai Arkeologi DIY: Siswa, Ini Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Usai perencanaan yang matang, tepat 1 Maret 1949, pagi hari, serangan secara besar-besaran yang serentak dilakukan di seluruh wilayah Yogyakarta dan sekitarnya dimulai, dengan fokus serangan adalah Ibukota Republik, Yogyakarta.

Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, sewaktu sirene dibunyikan serangan segera dilancarkan ke segala penjuru kota.

Dalam penyerangan ini:

  • Sektor barat sampai ke batas Malioboro dipimpin langsung Letkol Soeharto.
  • Sektor timur dipimpin Ventje Sumual.
  • Sektor selatan dan timur dipimpim Mayor Sardjono.
  • Sektor utara oleh Mayor Kusno.

Untuk sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan.

TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang, sebagaimana yang telah ditentukan semula, seluruh pasukkan TNI mundur.

Berhasilnya Serangan Umum 1 Maret ini meskipun hanya mampu menguasai Yogyakarta selama enam jam telah membuktikan bahwa eksistensi tentara Indonesia masih ada.

Situasi ini membawa dampak yang sangat besar bagi pihak Indonesia yang sedang bersidang di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Serangan ini sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.

Kini, Monumen Serangan Umum 1 Maret ini merupakan salah satu landmark dan cagar budaya Kota Yogyakarta sebagai bangunan yang mengingatkan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah pada masa lalu.

Baca juga: Sejarah Bola Basket, Siswa Harus Paham

Meskipun peristiwa Serangan Umum 1 Maret telah lama berlalu, sejarah tetap mencatatnya sebagai peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com