Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Guru Abdul Kunjungi Rumah Siswa yang Sulit Belajar Online

Kompas.com - 02/03/2022, 10:20 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

"Adapun aksi nyata yang saya lakukan adalah melaksanakan pembelajaran melalui kunjungan rumah yang disebut dengan Guru Kunjung (Rukun). Rukun ini sebagai salah satu upaya memberikan layanan pendidikan pada anak didik selama masa pandemi agar anak memperoleh haknya untuk belajar," cerita Guru Abdul Malik.

Baca juga: Beasiswa S2-S3 Universitas Pertahanan RI 2022, Biaya Kuliah Gratis

Pembelajaran melalui rukun, terang dia, bukan untuk ketuntasan kurikulum semata melainkan sebagai sarana untuk menanamkan karakter/budi pekerti baik bagi anak seperti pembiasaan penggunaan bahasa, sikap dan etika sopan santun.

Ia mengatakan, penguatan karakter yang baik ini sesuai dengan falsafah hidup “Tau Samawa” (orang Sumbawa) yang kental dengan nilai-nilai keagamaan yaitu “adat barenti ko syara, syaya barenti ko kitabullah”. Selain itu, memiliki adab yang mengatur etika masyarakat.

Langkah pertama yang ia lakukan adalah berkonsultasi dengan kepala sekolah selaku pimpinan untuk menyampaikan rencana aksi nyata.

"Setelah mendapat respon positif dan persetujuan dari pimpinan, langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah melakukan tes diagnostik nonkognitif. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam belajar, termasuk gaya belajar atau model pembelajaran yang mereka inginkan," ujarnya.

Dari hasil tes tersebut, Guru Abdul Malik mendapati sebagian besar siswa merasa bahwa pembelajaran selama BDR membosankan, siswa jenuh dengan banyaknya tugas yang mereka kerjakan sendiri.

Ketika ada materi yang tidak dipahami siswa bingung karena tidak ada tempat untuk bertanya. Orangtua pun tidak paham dengan materi pelajaran. Sementara dengan guru mereka malu jika sendiri. Siswa juga berharap diberikan tugas secara kelompok.

Baca juga: Uang Saku Di Atas Rp 10 Juta Per Bulan, Daftar 10 Beasiswa S1-S2 Ini

Setelah mempelajari hasil tes diagnostic tersebut, Guru Abdul Malik berupaya untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak didik.

"Untuk memenuhi harapan siswa tersebut, saya membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 3-4 orang. Saya mendatangi setiap kelompok di rumah yang telah disepakati. Pada pertemuan ini, saya membuat kesepakatan dengan kelompok. Kesepakatan mengenai tugas yang akan mereka kerjakan, waktu untuk penyelesaian tugas, pembagian peran dalam kelompok, dan waktu untuk pertemuan selanjutnya," jelas dia.

Tidak lupa, Guru Abdul Malik juga membiasakan mereka untuk senyum, sapa, salam, sopan dan santun.

"Saya selalu menekankan bahwa setiap siswa harus memiliki etika atau sopan santun baik dalam bersikap, berbicara maupun bertindak," imbuhnya.

Guru Abdul Malik memberikan ruang untuk belajar mandiri bagi siswa tentang materi pelajaran, di mana siswa diberi kesempatan untuk menuangkannya pada selembar kertas manila. Pertemuan berikutnya mereka mempresentasikannya dalam kelompok.

"Setelah siswa presentasi, saya memberikan penghargaan terhadap hasil presentasi dan kerja kelompok. pertemuan berikutnya saya memberikan penguatan dan menyamakan persepsi siswa tentang materi yang telah mereka pelajari," tuturnya.

Dari hasil aksi nyata, tampak bahwa siswa melakukan kemandirian dalam melaksanakan tanggung jawab sesuai peran yang disepakati. Mereka mampu bekerja sama dalam berkarya.

"Di samping itu, mereka menampilkan sikap yang baik dalam berdiskusi juga berinteraksi dengan sesama siswa dan guru. Ini menunjukkan bahwa mereka telah melaksanakan beberapa profil pelajar Pancasila. Semoga sikap ini tidak hanya sampai di sini tetapi mereka tetap mengamalkannya setiap saat," paparnya.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas PAUD, Nadiem: Usia 0-6 Tahun Masa Emas Perkembangan Anak

Guru Abdul Malik mengatakan, siswa merasa senang dengan pengalaman belajar yang telah dilalui. Mereka antusias untuk bekerja secara kelompok. Motivasi belajar pun semakin meningkat.

Sebagai upaya perbaikan untuk selanjutnya, Guru Abdul Malik mengatakan yang perlu dilakukan adalah guru akan membuat video pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar.

Kolaborasi dengan orang tua peserta didik menurutnya juga harus lebih diintensifkan.

"Selain kunjungan ke rumah siswa, guru harus lebih aktif berkomunikasi dengan siswa via SMS atau telepon supaya semangat belajar yang sudah mulai meningkat tidak berkurang bahkan bisa lebih meningkat lagi. Hal terpenting dalam menuntun dan penanaman karakter yang baik adalah guru harus secara maksimal menjadi teladan bagi anak didik, mampu memberikan semangat serta selalu mendorong anak didik untuk berkarya dan berprestasi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau