KOMPAS.com - Kasus infeksi Covid-19 varian Omicron Siluman sudah terdeteksi di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sejauh ini sudah ada lebih dari 300 kasus Omicron Siluman di Indonesia.
Omicron Siluman adalah sebutan bagi subvarian Omicron BA.2. yang berasal dari garis keturunan varian Omicron.
Untuk diketahui Omicron terdiri dari beberapa sub varian. Sub varian yang paling umum adalah BA.1, BA.1.1, dan BA.2.
Baca juga: Pakar UM Surabaya: 3 Hal yang Harus Diwaspadai dari Varian Omicron
Peningkatan kasus positif Omicron Siluman membuat epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga ketat protokol kesehatan.
Secara genetik, Omicron Siluman merupakan variasi dari Covid-19 jenis Omicron.
"Dinamakan sebagai Omicron Siluman, karena melalui uji untuk mengetahui Omicron atau bukan yaitu S-gene Target Failure (SGTF), hasilnya dapat menunjukan seolah-olah bukan Omicron," ucap Laura dilansir dari laman Unair.
Meskipun secara karakteristik berbeda, varian jenis ini tidak memiliki perbedaan pada tingkat keparahan dan gejala yang ditimbulkan bila dibandingkan Omicron jenis BA.1.
“Omicron Siluman atau BA.2 dinyatakan lebih menular, tapi untuk tingkat keparahannya tidak berbeda secara signifikan,” ujarnya.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Selain Covid-19, 5 Virus Ini Perlu Diwaspadai
Varian Omicron Siluman diketahui dapat menghindar dari antibodi yang telah terbentuk melalui proses vaksinasi.
"Sehingga memang dari data penelitian terdapat penurunan efektivitas vaksin, tapi tidak menghilangkan daya proteksi dan antibodi yang dihasilkan vaksin untuk melawan varian dari turunan Covid-19," jelas dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.