KOMPAS.com - Ade Armando mengalami kasus pengeroyokan saat aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR RI di Jakarta.
Padahal, pria yang merupakan pegiat sosial media (sosmed) dan salah satu dosen UI itu turut ikut menyuarakan demo yang disampaikan para mahasiswa di bawah naungan BEM SI.
Adanya kasus pengeroyokan yang menimpa Ade Armando, membuat Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB), Rachmat Kriyantono angkat suara.
Rachmat menyesalkan kejadian pengeroyokan tersebut.
"Apapun alasannya, tindakan pemukulan, pengeroyokan hingga melakukan tindakan menelanjangi Ade Armando adalah perilaku di luar batas manusiawi. Tidak pantas dilakukan siapa pun. Apalagi kejadian dilakukan di bulan suci Ramadan ini," ucapnya dilansir dari rilis FISIP UB.
Dia menyatakan, demonstrasi telah dilindungi sebagai hak kebebasan berpendapat sebagai ruh demokrasi.
Namun cara menyampaikan pendapat dan apa saja isu yang bisa disampaikan juga ada aturannya.
"Demokrasi itu bukan hanya kebebasan individu tetapi juga tentang menghormati hak orang lain," tegasnya.
Baca juga: Bank BTN Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1-S2, Segera Daftar
Ade Armando, kata Rachmat, sebenarnya konsisten menentang wacana tiga periode presiden dan pemilu ditunda.
Artinya, dia satu pihak dengan demonstran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.