Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Aplikasi Ini, Mahasiswa ITS Bantu Penderita Gangguan Mental

Kompas.com - 30/04/2022, 11:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Berbicara mengenai kesehatan mental, beberapa orang, termasuk mahasiswa, tampaknya masih memiliki stigma tersendiri.

Melihat hal tersebut, lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas aplikasi layanan konsultasi kesehatan mental yang dikenal dengan Melon (Mental Online Assistant).

Aplikasi ini diharapkan dapat membantu para penderita gangguan mental merasa aman dan nyaman ketika membicarakan kesehatan mentalnya.

Aplikasi MELON digagas dan dibuat oleh tim mahasiswa ITS, yaitu Dede Yusuf P Kuntaritas, Andrea Ernest, Akhmad Miftakhul Ilmi, Lilik Setyaningsih, dan Aulia Kharis Rakhmasari yang semuanya juga berasal dari Departemen Statistika.

Baca juga: Raih IPK 4, Ini Kiat Belajar Dua Wisudawan ITS Dzul dan Citra

Ke depan, tim ini berharap agar rancangan aplikasi MELON ini segera terealisasi, sehingga dapat digunakan oleh para mahasiswa yang membutuhkan. Selain itu, diharapkan mahasiswa menjadi lebih terbuka terkait kesehatan mentalnya.

Akhmad Miftakhul Ilmi, Ketua Tim mengatakan, kesehatan mental masih menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan di masyarakat, baik di tingkat nasional maupun global.

Menurutnya, sulitnya mendeteksi penderita gangguan mental membuat masalah ini semakin sulit ditangani.

“Hal tersebut turut diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 ini,” imbuhnya seperti dilansir dari laman ITS.

Mahasiswa yang kerap disapa Miftah ini menambahkan, “Tidak seharusnya mereka mendapat stigma yang dapat membawa dampak buruk seperti dikucilkan atau diskriminasi, justru mereka yang perlu kita dukung.”

Baca juga: Biaya Kuliah S1 UGM Jalur SNMPTN, SBMPTN dan Jalur Mandiri

Masalah ini diperkuat oleh data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta remaja di Indonesia mengalami gangguan mental. Walaupun angka tersebut tergolong tinggi, obrolan mengenai kesehatan mental masih dianggap tabu di Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut, aplikasi Melon yang dirancang Miftah bersama timnya, hadir untuk memberikan kenyamanan bagi penderita gangguan mental untuk berkonsultasi secara daring.

“Pengguna juga dapat melakukan pemeriksaan awal terhadap kesehatan jiwanya, kemudian MELON akan memberikan saran untuk meningkatkan kondisi mental mereka,” papar Miftah.

Pembuatan aplikasi MELON menggunakan metode analisis clustering untuk membentuk kelompok-kelompok yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan rekomendasi untuk pengguna sesuai dengan kondisi mentalnya. “Sistem kami membagi kelompok tersebut menjadi tiga, yaitu gangguan kesehatan jiwa risiko rendah, sedang, dan berat,” imbuhnya.

Fitur yang dihadirkan di aplikasi MELON pun cukup beragam, salah satunya fitur Let’s Get It yang berisi berbagai subfitur yang dapat dimanfaatkan sesuai minat pengguna. Beberapa subfitur tersebut ialah MELON Healing yang di dalamnya terdapat berbagai video meditasi, MELON Literature yang berisi artikel terkait kesehatan mental, dan MELON Music.

Baca juga: 5 Alasan Pasangan Selingkuh, Ini Penjelasan Sosiolog Unair

“Harapannya dengan fitur ini dapat meringankan gangguan mental yang diderita pengguna,” tutur mahasiswa Departemen Statistika ini.

Tak hanya sampai di situ, ada pula fitur chatbot yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi secara interaktif. Pengguna dapat bercerita dengan aman mengenai kondisinya kemudian fitur chatbot akan merespon dan memberikan rekomendasi yang berbeda-beda tergantung kondisi pengguna.

“Selain itu, kami berencana untuk mengintegrasikan aplikasi MELON dengan psikolog serta medical center dari berbagai universitas,” ujarnya.

Gagasan pembuatan aplikasi MELON ini membuahkan penghargaan bagi Miftah dan tim. Melalui inovasi berjudul MELON (Mental Online Assistant): An Artificial Intelligence Application to Assist Indonesian College Student in Reducing Mental Health Problem, Miftah dan tim berhasil meraih medali emas dalam ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEF) 2022 kategori Social Science and Technology.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau