Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dampak Positif dan Negatif Bermain Game Online pada Anak

Kompas.com - 09/05/2022, 18:07 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Sumber Zenius

KOMPAS.com - Bermain game online bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, terutama untuk anak yang sedang gemar-gemarnya mengeksplorasi dunia di balik layar gawai.

Seperti aktivitas lainnya, bermain game online juga memiliki dampak negatif dan positif. Game yang sesuai dengan usia anak dapat memberikan dampak positif jika dikelola dengan baik, contohnya dengan tidak bermain secara berlebihan.

Pasalnya, game online terkoneksi langsung dengan internet, alias real time, sehingga tidak bisa di-pause.

Itulah mengapa, sudah sewajarnya bila orangtua ikut memperhatikan apakah game tersebut mulai memberi dampak negatif kepada anak.

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

Berikut dampak game online pada anak, baik secara negatif dan positif, merangkum laman platform edukasi Zenius:

Dampak positif bermain game online

Bermain game online memang dapat memberikan efek yang buruk kepada anak, jika dilakukan secara berlebihan.

Namun, orangtua tidak dapat sepenuhnya mengabaikan dampak positif yang ada dari bermain game online.

Sebuah studi oleh The Queensland University of Technology mendapatkan temuan bahwa bermain game online dapat meningkatkan kemampuan berpikir pada anak.

Hal ini dikarenakan game yang mengharuskan anak untuk mengikuti instruksi, mempertimbangkan tindakan, dan menanggapi masalah.

Hal tersebut dapat membantu anak dalam mengembangkan keterampilan berpikir yang penting, yaitu literasi, pemecahan masalah dan perencanaan, dan perhatian terhadap detail.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

1. Memicu bertambahnya aktivitas otak

Dampak positif pertama yang bisa dirasakan anak adalah menambah dan mengasah aktivitas otak.

Permainan dapat memicu anak untuk konsentrasi tinggi sehingga fokus dalam meraih skor yang tinggi.

Tidak hanya itu, strategi yang tepat juga dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu misi. Hal ini akan memicu otak untuk mencari inovasi agar menang melawan musuh.

2. Melatih sportivitas

Anak dapat menjadi pribadi yang siap untuk menerima kekalahan ketika bertemu musuh.

Dengan begitu, kekalahan tidak direspons dengan rasa putus asa atau rendah hati ketika berhadapan dengan kemenangan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau