Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri-ciri Orangtua "Overparenting", Ini Dampaknya bagi Anak

Kompas.com - 23/05/2022, 16:07 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

“Orang tua cenderung berasumsi bahwa dirinya mengetahui pilihan apa yang terbaik bagi anak, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk melakukan eksplorasi dan/atau mengambil keputusan secara mandiri,” jelasnya.

3. Terlalu mengatur kegiatan anak

Memiliki kekhawatiran akan pemetaan minat bakat yang kurang sesuai tentu hadir dalam diri orangtua. Sayangnya, kekhawatiran itu menjadi permulaan akan keinginan orang tua terlibat dan mengatur keseluruhan aktivitas serta pengembangan diri anak.

“Dalam poin ketiga ini, kecenderungan orang tua yang overprotective dan overparenting akan terlalu mengatur anak atau dengan kata lain mengatur apa yang harus disukai atau tidak disukai oleh anak,” ucapnya.

Mengatur anak untuk mengikuti taekwondo demi mengikuti jejak Ayah, berlatih piano untuk menyamakan dengan anak lain, menjadi beberapa contoh kejadian yang tentunya akan berakibat bagi ketidaknyamanan dan tekanan dalam tumbuh kembang dan kesehatan mental anak.

Baca juga: Rahasia Izza, Siswa yang Lolos di 10 Kampus Dalam dan Luar Negeri

4. Ketakutan anak mengalami kegagalan

Memahami bahwa dalam hidup ada berbagai fase yang berjalan, termasuk bagi anak adalah hal yang seharusnya dimiliki oleh orang tua.

Namun, orangtua dengan karakter overprotective dan cenderung melakukan overparenting akan selalu merasakan ketakutan akan perjalanan anaknya sendiri.

Orangtua dalam kondisi ini akan selalu merasa takut dan cemas apabila anak mengalami kegagalan, sehingga orang tua terlalu cepat membantu anak ketika anak mengalami kegagalan,” ungkapnya.

5. Mengatur cara orang lain memperlakukan anak

Poin kelima yang menjadi ciri dari overparenting adalah terlalu mengatur bagaimana orang lain memperlakukan anak.

Poin ini tentu berkaitan dengan poin lainnya, di mana kekhawatiran orang tua menjadi pemicu yang berlebihan akan setiap fase kehidupan anak.

Terlalu banyak mengatur pun akan memantik banyak perdebatan di interaksi sosial umum, baik di antara guru, tetangga atau bahkan teman dari anak.

Baca juga: Mahasiswa UI Terbanyak Lolos IISMA 2022, Lanjut Kuliah ke Amerika hingga Eropa

Setelah melihat dan memahami pengertian, tentu hal yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan memiliki tendensi tersebut.

Memahami bahwa keinginan orangtua selalu ingin memberikan terbaik bagi anak karena anak sangat berharga akan dapat memicu tanda-tanda overparenting tersebut.

Di sinilah peran orang tua dapat mengelola langkahnya, dan memberikan kepercayaan melalui kesepakatan bersama misalnya, atau memberikan ruang bagi anak untuk tetap bertumbuh dengan pengawasan yang sesuai dan tidak berlebihan agar anak tumbuh seutuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com