Kelima, harus lebih peka terhadap kesehatan dan berkurangnya tenaga kakek - nenek untuk mengasuh.
Keenam, hargai kebutuhan kakek dan nenek yang juga berhak memiliki ‘kehidupannya’ sendiri. Hal ini harus diterapkan jika kakek dan nenek tidak ingin selalu “dibebani” oleh peran-peran pengasuhan seumur hidup mereka.
Pertama, bersedia terbuka dan mencoba berbagai pengetahuan pengasuhan terbaru.
Kedua, hindari perselisihan atau menegur orangtua di hadapan cucu, atau membela cucu saat ia dalam didikan orangtua.
Baca juga: Andmesh Kamaleng Bersyukur Dapat Didikan Orangtua dengan Keterbatasan Ekonomi
Ketiga, sepakati dengan orangtua tentang peran pengasuhan yang dilakukan oleh kakek dan nenek.
Keempat, tunjukkan cinta dan hargai otoritas orangtua, terutama saat di hadapan cucu.
Kelima, harus lebih lapang hati saat anak yang telah menjadi orangtua tidak menggunakan saran atau nasehat yang diberikan kakek dan nenek. Cukup terima dan hargai alasan yang diberikan.
“Seiring perkembangan zaman, orang tua perlu mendapatkan pengetahuan mengenai parenting dan pola asuh dari sumber-sumber yang kredibel seperti melalui website SIGAP di sigap.tanotofoundation.org yang memuat beragam artikel terkait pengasuhan dan pendidikan anak usia dini,” pungkas Fitriana.
Baca juga: Pentingnya Mindful Parenting dan Cara Menerapkannya
Adapun untuk memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) setiap 29 Mei, Tanoto Foundation mengajak masyarakat guna mendorong keselarasan pola pengasuhan antara orangtua dengan kakek-nenek demi mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
HLUN merupakan bentuk apresiasi terhadap kelompok lanjut usia (lansia). Seiring bertambahnya usia dan kemampuan fisik yang berkurang, lansia masih tetap berdaya dalam memberikan kontribusi bagi keluarga dan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.