KOMPAS.com - IPB University terpilih menjadi "pilot project" Pendidikan Anti Korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia.
Alasan terpilihnya IPB berdasar komitmen pimpinan dalam menerapkan pendidikan anti korupsi, adanya inisiatif dan inovasi dalam implementasi budaya anti korupsi serta konsistensi dalam menerapkan nilai-nilai anti korupsi.
Sebagai kelanjutan program, KPK bersama IPB University kini tengah menggelar Peningkatan Kapasitas Dosen terkait Pendidikan Anti Korupsi bertempat di IPB International Convention Center (IICC), Rabu-Kamis (22-23/6/2022).
Baca juga: 13 PTN yang Masih Buka Jalur Mandiri Setelah Pengumuman SBMPTN 2022
Rektor IPB University, Arif Satria mengatakan bahwa pendidikan anti korupsi harus terus digalakkan melalui dua pendekatan, yakni pendekatan sistem dan pendekatan sumber daya manusia.
Keduanya, tegas dia, harus berjalan beriringan sehingga terjadi penyempurnaan sistem untuk menutup celah terjadinya praktik-praktik korupsi.
“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan KPK kepada IPB University sebagai salah satu perguruan tinggi untuk pilot project dan menjadi salah satu tempat pendampingan dalam rangka suksesnya pendidikan antikorupsi,” ujar Prof Arif dilansir dari laman IPB.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pendidikan secara intrinsik memiliki substansi yang sangat dahsyat dalam menanggulangi korupsi.
Pendidikan sangat diperlukan dalam rangka mengangkat peran penting dosen sebagai sumber inspirasi mahasiswa dalam menggerakkan nilai-nilai integritas.
Baca juga: 8 Perguruan Tinggi BUMN Buka Beasiswa 2022, Bebas Biaya Kuliah
Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana mengatakan, melalui proyek pendidikan anti korupsi, KPK ingin menunjukkan keseriusannya dalam menyiapkan generasi masa depan yang bebas korupsi.
“Jadi, pemimpin-pemimpin mendatang di tahun 2045 nanti adalah generasi yang betul-betul berintegritas. Perguruan tinggi dapat menjadi wadah pembentukan perilaku antikorupsi,” tegasnya.
Ia melanjutkan, KPK menyadari bahwa strategi pemberantasan korupsi akan lebih efektif bila melibatkan peran serta masyarakat lewat pendidikan, yakni dengan menginsersi pendidikan antikorupsi di berbagai tingkat pendidikan.
Namun demikian, kata dia, siswa dan mahasiswa juga harus memiliki ekosistem yang turut memegang erat nilai-nilai integritas.
Ia menilai bahwa pendidikan anti korupsi tidak akan berjalan sukses bila dalam kesehariannya masih menyaksikan praktik-praktik korupsi di ekosistem mereka sendiri.
Baca juga: 10 Negara dengan Penduduk Paling Pintar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
“IPB University ini satu-satunya kita coba menjadi pilot project kita supaya bukan hanya siswa dan mahasiswanya saja yang berintegritas, tapi lingkungannya juga memperlihatkan pengalaman-pengalaman bagi siswa dan mahasiswanya lingkungan yang berintegritas,” tambahnya.
Dr Wawan berharap, keberhasilan pendidikan anti korupsi di IPB University dapat menjadi role model bagi lembaga pendidikan lainnya.
Melalui peningkatan kapasitas dosen ini juga diharapkan dapat dirumuskan proyek implementasi bersama para pakar. Hasil evaluasi yang didapat harapannya dapat direplikasi ke perguruan tinggi lainnya.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat melengkapi substansi para akademisi IPB University ke depan terutama yang mengampu mata kuliah pendidikan anti korupsi. Serta untuk memandu IPB University menciptakan ekosistem kampus yang berintegritas dan mampu dirasakan dan diimplementasikan oleh seluruh warga IPB University.
“Tentu saja diperlukan inisiatif dan kolaborasi yang nyata baik dari internal IPB University maupun dari eksternal sebagai stakeholder yang terkait, dalam hal ini KPK termasuk para pemangku kebijakan dalam rangka mewujudkan dan mengimplementasikan hasil peningkatan kapasitas ini,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.