Menurut kepala sekolah Muhammad Nasir, dalam memfasilitasi orang tua siswa, sekolah membangun paguyuban kelas.
Interaksi antarguru maupun dengan orang tua dilakukan di paguyuban tersebut.
Salah satu komitmen yang digaungkan oleh Nasir adalah bahwa sekolah memfasilitasi pembelajaran yang menyenangkan, hak anak-anak terpenuhi, tidak ada pungutan liar, dan keberpihakan pada peserta didik dan orang tua.
“Sampai saat ini kami belum pernah mendengar komplain dari orang tua,” klaim Nasir.
Komunikasi yang dibangun antara sekolah dan orang tua, kata Nasir, lebih intens ketika kurikulum merdeka diimplementasikan di SMP N 7 Makassar.
Pola belajar anak yang merdeka dan banyak kegiatan di luar kelas dirasakan anak-anak sangat menyenangkan.
Baca juga: Kisah Fawwaz, Siswa Madrasah yang Lolos di 5 Kampus Terbaik Dunia
Kesenangan tersebut ternyata sampai ke orang tua saat anaknya semangat belajar. Dan terbukti, pada masa penerimaan peserta didik baru (PPDB), jumlah siswa yang mendaftar ke sekolah ini meningkat signifikan.
“Sekarang PPDB membludak sampai 700 siswa yang mendaftar. Padahal, kuota di sini hanya 300an,” kata Nasir.
Nasir mengaku sering mendapat testimoni dari orang tua siswa yang anaknya ingin masuk ke SMP N 7 Makassar. Para orang tua ini, kata Nasir, merasa anak-anak yang bersekolah di sini memiliki karakter yang baik dan selalu bersemangat untuk belajar.
“Saya berharap dalam tiga tahun ini kurikulum bisa diimplementasikan di semua jenjang, sehingga guru-guru tidak hanya memahami tetapi sudah bisa benar-benar mengimplementasi pembelajaran berdiferensiasi. Kurikulum ini luar biasa,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.