KOMPAS.com - Apakah kamu sering menjumpai makanan, minuman berwarna merah? Pernahkah kamu penasaran apakah warna merah tersebut merupakan warna alami atau buatan?
Sebenarnya, baik pewarna buatan dan alami sama-sama bisa memberikan warna merah pada makanan tanpa ada perbedaan signifikan. Hanya saja, bahan yang digunakan tentu berbeda satu sama lain.
Untuk pewarna merah alami, biasa disebut pewarna alami karmin atau karmin. Uniknya, bahan yang digunakan berasal dari hewan yang tak terduga.
Baca juga: Mengapa Kecoa Terbang ke Arah Manusia? Ini Penjelasan Ahli Serangga
Dilansir dari laman Binus pewarna merah ini berbahan dasar kutu daun Cochineal. Bahkan zat dari tubuh kutu ini bisa ditemukan di dalam produk pangan komersial seperti yoghurt, susu, permen, jelly, es krim, dan pangan lainnya yang berwarna merah hingga merah muda.
Karmin lebih unggul dibandingkan pewarna alami lain dan pewarna sintetik karena lebih stabil ketika terkena suhu panas.
Kutu daun yang dipakai untuk pewarna alami adalah Armenian cochineal jenis Porphyrophora hamelii (Betina) yang berwarna merah.
Armenian cochineal banyak ditemukan pada kaktus pir di Amerika Utara dan Selatan.
Armenian cochineal juga sudah dipakai sebagai pewarna sejak awal abad kedua SM oleh suku Aztec dan Maya di Amerika Utara dan Tengah.
Kutu daun ini telah digunakan untuk mewarnai tekstil, obat-obatan, dan kosmetik. Nama zat dalam kutu daun yang dipakai sebagai pewarna adalah asam karminat.
Baca juga: Dosen IPB: Kebutuhan Ahli Serangga Makin Tinggi, Ini Prospek Kerjanya
Kutu daun betina lebih banyak dipakai karena mengandung asam karminat yang lebih banyak dari pada kutu daun jantan, yaitu sekitar 18-20 persen.
Untuk menghasilkan pewarna makan, kutu daun yang dikumpulkan akan disortir, dibersihkan.
Lalu kutu dikeringkan secara tradisional kemudian kutu daun yang sudah kering akan ditumbuk atau digiling hingga halus seperti bubuk.
Bubuk karmin akan ditambahkan ke dalam pangan akan menghasilkan warna kemerahan dan memberikan warna yang stabil dalam makanan.
Baca juga: Ada Sejak Abad Ke-7 Masehi, Ini Keunggulan Domba Garut Menurut Pakar Unpad
Pewarna alami karmin ini aman dikonsumsi, tetapi dapat bersifat alergen atau menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu. Maka, sebelum mencoba makanan, minuman, atau barang apapun yang mengandung karmin cobalah tes alergi dahulu.
Pewarna alami karmin sendiri aman dikonsumsi dan sudah lulus uji BPOM. Sementara, dilansir dari MUI kehalalan pewarna ini sudah tak perlu diragukan.
Hal ini diperkuat dengan Keputusan Komisi Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2011, jika pewarna makanan dan minuman yang berasal dari serangga cochineal hukumnya halal, sepanjang bermanfaat dan tidak membahayakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.