Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2022, 12:33 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Tim Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) berhasil mengembangkan desain dan fabrikasi produk set peralatan makan bermotif batik kawung.

Berkat inovasi ini, tim dari UAJY berhasil menerima pendanaan Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Selain memadukan budaya Indonesia berupa motif batik kawung, dalam produk set alat makan, tim UAJY juga menggunakan warna-warna unik.

"Motif batik yang dipilih adalah batik kawung sesuai dengan permintaan customer dari mitra DUDI maupun customer dari luar negeri," terang dosen program studi Teknik Industri UAJY Dr. Paulus Wisnu Anggoro dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/7/2022).

Baca juga: Begini Cara Mencegah Obesitas pada Anak Menurut Dosen Ubaya

Permintaan produk alat makan handmade sangat tinggi 

Paulus mengungkapkan, permintaan produk handmade dinning repetitive emboss sangat tinggi. Menurutnya, produk seperti ini sangat tidak mungkin dikerjakan industri keramik lokal yang masih menggunakan teknologi handmade.

"Dibutuhkan teknologi modern berbasis Artistic CAD CAM pada mesin CNC seperti yang dikuasai tim UAJY dan sudah diterapkan pada mata kuliah peminatan CAD-CAM, Desain Artistik, Perancangan Mold dan Dies di Prodi Teknik Industri sejak 2019 sampai dengan sekarang," beber Paulus.

Kolaborasi riset yang dijalankan bersama antara UAJY dengan mitra telah berhasil mendapatkan produk dining plate tableware bermotif Batik Kawung di tahun 2021 silam.

Tahun ini tim UAJY menciptakan produk lainnya, seperti plate, bowl, tea pot seat, mug, dan trays dengan tetap mempertahankan motif batik kawung dengan warna unik dari teknik glasir unggulan. Dengan keunggulan kompetitif produk ini menjadi upaya penguatan produk keramik lokal dan produk ekspor di tahun 2023.

"Pemilihan motif Batik Kawung ini didasarkan pada permintaan dari mitra DUDI sendiri yang menginginkan agar produk dinner set tableware ini dapat dimunculkan tekstur relief yang menggambarkan budaya luhur bangsa Indonesia pada umumnya dan budaya Jawa pada khususnya," urai Paulus.

Baca juga: Rektor Unesa Siapkan Beasiswa S2 bagi 5 Wisudawan Disabilitas

 

Gunakan motif batik kuno

Corak tekstur yang harus ditampilkan nantinya dapat memberikan kesan mendalam bagi wisatawan maupun konsumen asing dalam menggunakan produk ini.

Motif ini merupakan salah satu jenis motif batik kuno yang muncul dan berkembang di Kraton
Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-13 dan diciptakan Sultan Mataram pada waktu itu.

Paulus menambahkan, motif batik kawung menjadi motif yang diambil dari buah kolang-kaling dari pohon aren yang banyak tersebar di Indonesia. Sumber lain juga mengatakan bahwa motif batik kawung dikaitkan dengan binatang kawungwung atau sejenis kumbang pada pohon kelapa.

Melalui kegiatan Matching Kedaireka 2022 ini maka upaya tim UAJY bersama mitra DUDI untuk melakukan pengembangan produk keramik baru berbasis budaya.

Baca juga: Dokter RNSD Undip: Ini Cara Wujudkan Anak Tangguh Pasca-pandemi Covid-19

Tingkatkan posisi industri keramik lokal dan nasional

Didukung adanya integrasi antara teknologi modern dan handmade pada akhirnya akan terjadi sebuah kolaborasi sinergis antara motif batik kawung dan keramik guna memperkuat daya saing.

"Inovasi ini juga bisa meningkatkan positioning dalam menghadapi era globalisasi bagi industri keramik lokal dan nasional," imbuh Paulus.

Paulus dan timnya berharap agar setelah produk dining set tableware ini selesai, dapat langsung dimanfaatkan oleh customer keramik. Seperti para chef yang langsung menggunakan produk tersebut di industri food and beverage.

"Tableware keramik itu harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh chef untuk meningkatkan
kualitas tampilan dari masakannya. Sehingga ketika seorang chef mengatakan bahwa tableware ini bagus tentunya produk juga memiliki nilai tinggi," urai Paulus.

Program ini merupakan pelaksanaan tahun kedua dari Kedaireka, di mana pada tahun pertama (2021) Paulus dan timnya mendapatkan hibah sebesar Rp 573 juta. Kemudian pada tahun kedua (2022) dinaikkan dananya menjadi Rp 1,132 miliar.

Baca juga: Sorgum Sorice Inovasi IPB, Bisa Atasi Masalah Gizi Ganda di Indonesia

Kegiatan ini melibatkan 12 dosen dari tiga Perguruan Tinggi (UAJY, Universitas Katolik Widya
Mandala Madiun dan Universitas Diponegoro Semarang) dan satu mitra industri keramik porselin.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com