KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin pernah mengalami kram kaki di malam hari atau dikenal juga dengan nocturnal (night) leg cramps.
Seseorang bisa merasakan kram ini di pertengahan tidur berupa rasa kaku dan nyeri tiba-tiba di otot betis, walaupun bisa juga di otot-otot telapak kaki.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Ayu Lidya Paramita menerangkan, kram kaki ini bisa berlangsung selama beberapa detik maupun menit. Namun terkadang rasa nyeri pascakram bisa dirasakan seharian.
"Para ahli masih belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya kram di malam hari ini. Beberapa berpendapat bahwa hal ini terkait aktivitas otak terutama saat bermimpi dalam tidur," terang Ayu seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Minggu (31/7/2022).
Baca juga: Lowongan Kerja TML Energy Minimal Lulusan SMK
Ayu memaparkan, pada saat seseorang mengalami kram kaki, otak tengah mendapatkan sinyal palsu yang diartikan sebagai gerakan sebenarnya saat kita sedang bermimpi.
Perintah gerakan dari otak tersebut diterima oleh otot betis dan diwujudkan dalam bentuk kontraksi.
"Kontraksi berlebihan bahkan bisa membuat kita terjaga dari tidur dan meninggalkan rasa nyeri," tutur Ayu.
Menurutnya, risiko mengalami kram di malam hari ini bisa meningkat di beberapa kondisi, seperti:
Baca juga: Intip 20 SMK Terbaik di Indonesia, Ada Sekolah Pilihanmu?
1. Pada usia di atas 50 tahun.
2. Aktivitas fisik seharian yang berlebihan, ataupun sebaliknya
3. Terlalu banyak duduk
4. Tidak cukup minum air
Beberapa faktor yang mempermudah seseorang mengalami kram otot di malam hari terkait dengan vitalitas metabolisme otot.
"Otot yang fit dan 'lentur' membutuhkan suplai makanan bergizi, vitamin dan cukup asupan air," imbuh Ayu.
Baca juga: Buruan Daftar, 6 Beasiswa Ini Ditutup Agustus 2022
Dia menambahkan, vitalitas otot ini akan menurun seiring pertambahan usia serta jika ada riwayat penyakit metabolik tertentu yang mengiringi. Seperti penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal dan sirosis hepatis.