3. Sertifikat kecakapan Bahasa Inggris, seperti TOEFL dan IELTS atau sertifikat Bahasa asing lainnya
4. Rekomendasi dari dosen atau ijin belajar dari pimpinan tempat pendaftar bekerja
5. Sejumlah kampus di luar negeri mensyaratkan adanya proposal penelitian dan karya tulis ilmiah yang sudah dipubikasikan
6. Sertifikat Graduate Record Examination (GRE) yang menunjukkan kemampuan standar untuk kuliah di jenjang S2 atau S3 atau sertifikat lain yang terkait jurusan itu.
7. Sertifikat Graduate Management Admission Tes (GMAT).Yakni hasil tes yang menguji kemampuan akademis berbahasa Inggris yang menguji beberapa kemampuan seperti kemampuan analisis, matematika, dan bahasa yang sudah terkomputerisasi.
Perlu diperhatikan, GMAT Test juga bertujuan untuk menguji kemampuan kamu dalam berpikir kritis dan bagaimana memecahkan masalah.
Masing-masing perguruan tinggi berbeda kebijakannya mengenai LoA sehingga calon pendaftar wajib tahu rincian di masing-masing kampus.
Ada beberapa universitas yang mewajibkan pendaftarnya untuk mengikuti seleksi masuk atau perguruan tinggi lain hanya meminta pendaftar melengkapi persyaratan yang dibutuhkan dan diunduh ke website resmi universitas.
Baca juga: Tidak Lulus Tes Substansi, Peserta Bisa Daftar Beasiswa LPDP Tahap 2
Ada juga perguruan tinggi yang hanya melakukan interaksi melalui email dan wawancara dengan dosen calon pembimbing penelitian.
“Ikuti saja petunjuk resmi yang ada di laman perguruan tinggi atau laman pendaftaran perguruan tinggi tersebut, biasanya terlebih dahulu membuat akun di website tersebut," sebut Abdul Kahar.
Saran Abdul Kahar, rutin memantau dan mengecek akun pendaftaran atau website perguruan tinggi, jangan sampai ada informasi yang terlewatkan, misalnya jika ada dokumen yang belum dilengkapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.