KOMPAS.com – Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Sumaryanto menerima 12.693 mahasiswa baru (maba) pada tahun 2022 yang terdiri dari jenjang diploma, sarjana, magister dan doktor. Sebanyak 188.052 siswa mendaftar UNY di tahun ini.
Mengusung tema “Optimalisasi Peran Cendekiawan dalam Tatakelola Lembaga Menuju PTNBH,” acara kuliah umum digelar sebagai proses Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UNY.
“UNY sedang melaksanakan tahapan perubahan status menuju PTN Badan Hukum yang akan membawa konsekuensi pada perubahan iklim akademik dan pengelolaan universitas secara struktural maupun kultural, terutama pada bidang sumber daya manusia yang profesional,” ujar Sumaryanto secara hybrid di Auditorium UNY, pada Senin (22/8/2022), dirilis dari laman UNY.
Baca juga: Kisah Putri Buruh Tani, Bisa Kuliah Gratis di UNY hingga Jadi Guru PNS
Pada kesempatan tersebut, hadir juga Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemdikbudristek RI, Sri Gunani Pratiwi.
Sri Gunani menuturkan bahwa upaya menyiapkan sumber daya manusia untuk era industri 4.0 dan society 5.0 merupakan prioritas utama di perguruan tinggi dan Kementerian dalam lima tahun ke depan dengan menciptakan SDM unggul pemimpin masa depan.
Proses utama yang harus dilakukan yakni pembinaan, pembelajaran, dan pencetakan karakter mahasiswa perguruan tinggi.
Salah satu caranya dengan menerapkan program merdeka belajar kampus merdeka yang merupakan pembelajaran relevan dengan dunia industri atau dunia usaha, seperti dengan kegiatan magang, pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset dan kegiatan mengajar di daerah terpencil yang idealnya tiga semester di luar program studi.
Baca juga: Berkat KIP Kuliah, Siswa Ini Bisa Lanjutkan Kuliah di UNY
Tujuan dari reorientasi pendidikan tinggi kampus merdeka yakni menyiapkan insan dewasa menjadi warga negara Pancasilais yang produktif dengan jiwa kemanusiaan dan kebangsaan, inklusifitas serta semangat bela negara yang kuat.
“Pendidikan tinggi harus dapat menanamkan nasionalisme dan fondasi nilai-nilai serta rasa kebangsaan,” ungkap Sri Gunani.
Menurutnya, mahasiswa adalah penerus bangsa sebagai SDM unggul pada era Indonesia Emas 2045. Itulah sebabnya perguruan tinggi perlu memberikan pendidikan yang dalam memperluas wawasan seperti ice breaking dan test case sebagai bagian dari pembelajaran.
Mengenai pembelajaran merdeka belajar kampus merdeka, Sri Gunani memaparkan bawa perguruan tinggi wajib memberikan hak kepada mahasiswa untuk dapat mengambil mata kuliah di luar PTN nya selama dua semester atau mengambil SKS pada prodi yang berbeda di PTN yang sama selama satu semester yang dapat diambil secara sukarela.
“Hal ini adalah untuk menanamkan sikap leadership pada mahasiswa” ungkapnya.
Baca juga: Ini Tips Aman dan Manfaat Renang bagi Lansia dari Guru Besar UNY
Selain itu, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan juga menawarkan sejumlah kegiatan pembinaan mahasiswa seperti program kreativitas mahasiswa, program pembinaan mahasiswa wirausaha, inovasi wirausaha digital mahasiswa, KKN Kebangsaan dan latihan keterampilan manajemen mahasiswa.
Sementara itu, menurut Guru Besar UNY, Prof. Suyanto bahwa revolusi industri 4.0 membawa perubahan luar biasa akibat adanya smart teknologi, cloud computing, big data, dan jaringan. Oleh karenanya mahasiswa harus memiliki pikiran yang bertumbuh atau growth mindset.
Mahasiswa juga harus memiliki keterampilan dan literasi digital abad 21. Hal tersebut disampaikan mengingati berbagai kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi seperti adanya sharing economy, marketplace, e-government, e-education atau smart appliances. Guna mendukung hal tersebut, mahasiswa harus dapat beradaptasi.
Baca juga: Akademisi UNY: Ini Penyebab dan Dampak Pernikahan Dini