Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Orangtua Mengenalkan YouTube ke Anak dari Dosen UM Surabaya

Kompas.com - 24/09/2022, 11:22 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Kedua, awasi dan batasi tontonan anak. Media YouTube bisa saja mengandung konten yang tidak pantas seperti mempromosikan kekerasan, seksualitas, atau bahasa yang tidak pantas bagi anak-anak.

Hal ini tentu berbahaya bagi perkembangan anak sehingga diperlukan pengawasan orangtua. Gunakan batasan usia yang direkomendasikan dalam fitur YouTubes agar dapat mengurangi kekhawatiran orang tua tentang konten yang tidak pantas.

Konten-konten yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak secara pesat misalnya lagu-lagu anak karena sudah terbukti dapat meningkatkan kesadaran fonologis anak,” katanya lagi.

3. Beri rules screen time

Ketiga, berikan rules Screen Time pada anak. Screen time merupakan batasan waktu yang digunakan untuk menggunakan seperti komputer atau menonton televisi termasuk juga YouTube dan bermain games.

Baca juga: Pakar UM Surabaya: Ini 5 Alasan Kenaikan BBM Subsidi Tidak Tepat

Batasan waktu untuk menonton YouTube bagi anak di atas 2 tahun sebaiknya tidak lebih dari dua jam.

Tentu yang terpenting juga sebaiknya bagi anak di bawah 2 tahun, orang tua perlu menghindari paparan tontonan yang bersifat komunikasi satu arah saja seperti YouTube, televisi, atau mainan anak yang mengutamakan tontonan.

4. Perhatikan bahasa anak

Keempat perhatikan rentang perkembangan bahasa anak. Perkembangan anak tentu tidak sama. Namun ada batasan yang perlu menjadi alarm bagi orang tua agar penanganan keterlambatan bicara dapat sesegera mungkin dilakukan.

Bagi anak usia dua tahun, mereka sudah dapat mengucapkan satu atau dua kata sedangkan bagi anak usia tiga tahun kemampuannya meningkat menjadi tiga kata. Bagi anak yang memiliki kemampuan di bawah standar tersebut tentu tidak dapat langsung didiagnosis keterlambatan berbicara.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: 3 Makanan dan Minuman yang Membuat Ginjal Rusak

Orangtua harus mengkonsultasikan kepada ahli tumbuh kembang anak bila mendapati kejanggalan dalam perkembangan bahasa anak. Self-diagnosis tentu tidak akan membantu. Semakin cepat ditangani, akan semakin mudah memecahkan masalah keterlambatan bahasa anak,” tutup Tari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com