KOMPAS.com - Saat ini, sumber energi yang digunakan untuk kebutuhan manusia berasal dari sumber daya alam (SDA) tak terbarukan (dari fosil). Selain SDA itu lama-lama bakal habis, ada dampak negatif lain yang ditimbulkan.
Salah satunya yakni menimbulkan peningkatan suhu bumi. Maka dari itu, berbagai negara mulai beralih untuk memanfaatkan energi terbarukan.
Melansir laman Institut Teknologi PLN, energi terbarukan adalah sumber energi yang tersedia oleh alam dan bisa dimanfaatkan secara terus-menerus.
Baca juga: Mobil Hemat Energi UNY Pecahkan Rekor Asia, 1 Liter BBM Tembus 544 Km
Hal ini senada dengan keterangan International Energy Agency (IEA) yang juga menyatakan bahwa energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang diisi ulang terus menerus.
Untuk itulah banyak peneliti di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia berusaha melahirkan inovasi baru sebagai solusi atas berbagai permasalahan tersebut.
Tentu informasi ini penting diketahui bagi siswa yang masih sekolah dan sedang belajar mengenai sumber daya alam atau energi terbarukan.
Sumber energi yang pertama tentu matahari atau surya. Selain membantu tumbuhan dalam melakukan fotosintesis, ternyata sinar matahari juga memiliki fungsi yang tak kalah besar bagi kehidupan manusia yaitu sebagai salah satu alternatif pembangkit listrik.
Peran energi surya sebagai pembangkit listrik sudah dikembangkan secara massive oleh berbagai negara seperti Jerman, Amerika Serikat, India, dan Jepang.
Baca juga: Webinar UAD: Ini Peluang dan Tantangan Energi Terbarukan Nuklir
Untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik dibutuhkan panel surya yang berfungsi sebagai perantara yang menyerap sinar matahari, kemudian dikonversi menjadi energi listrik.
Selanjutnya, listrik tersebut mengalir ke inverter yang berperan mengubah arus DC menjadi arus AC sebelum kemudian bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan berbagai peralatan yang memanfaatkan listrik sebagai sumber energi.
Untuk contoh energi terbarukan berikutnya ialah energi angin. Angin adalah udara yang bergerak dari wilayah yang memiliki tekanan udara tinggi ke wilayah dengan tekanan udara rendah.
Dengan sifatnya tersebut, sangat memungkinkan jika angin juga dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Adapun prinsip pemanfaatannya sama dengan energi air, yakni dengan membuat kincir angin. Lalu, putaran kincir angin diteruskan untuk memutar generator yang menghasilkan energi listrik.
Jumlahnya yang melimpah tentunya akan sangat disayangkan jika hanya digunakan untuk mengairi lahan pertanian, area rekreasi, dan untuk dikonsumsi.
Karena itu air bisa dimanfaatkan sebagai energi yang bisa menghasilkan listrik.
Baca juga: Pakar ITB: Masyarakat Harus Bijak Gunakan Subsidi Energi Rp 502 Triliun