Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemampuan Literasi Digital Bantu Anak Muda Jaga Kesehatan Mental

Kompas.com - 28/10/2022, 09:59 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Manajer Pilar Pembangunan Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Setyo Budiantoro mengatakan bahwa kecenderungan kaum muda menggunakan media sosial dapat menyebabkan perasaan Fear of missing out (FOMO).

“Dirinya tidak bahagia karena adanya gap. Orang melihat di social media kan bagus-bagus. Instagram kan ga mungkin kita buat yang jelek-jelek. Jadi, perasaan tertinggalkan, missing out itu jadi besar,” ungkap Setyo.

Sementara itu, Co-Founder, Greatmind.id, David Irianto menyampaikan aktivitas digital juga memiliki dampak pada kesehatan mental. Pemakaian digital yang berlebihan tanpa peningkatan digital literasi akan menyebabkan masalah pada kesehatan mental kaum muda.

Baca juga: Cara Daftar Job Fair Nasional 2022, Ada 18.000 Lowongan Kerja dan Magang

Akses digital bagi kaum muda terbuka begitu lebar, maka kualitas literasi digital juga perlu ditingkatkan guna meminimalisir dampak negatifnya.

David mengakui platform Greatmind.id, salah satu media yang berbagi pengalaman untuk pengembangan diri cukup berkembang selama masa Pandemi Covid-19. Pihaknya juga mengatakan, orang-orang merasakan tekanan-tekanan selama masa Pandemi.

“Jadi mental health problem itu sebenarnya adalah efek atau akibat. Yang perlu ditarik adalah sumbernya, misalnya karena pandemi, employment, dan juga sosial politik,” ungkapnya.

Kaum muda saat ini mengakui bahwa mereka mencari berita dan informasi itu melalui media sosial, terutama Tiktok. Media sosial dibangun untuk menarik atensi seseorang, sehingga orang tersebut dapat tenggelam dan ada perasaan yang sangat kuat di sana.

“Nah ketika seseorang tidak punya digital literasi yang cukup baik, lalu dia menggunakan digital platform yang besar, akhirnya tanpa sadar dia tenggelam di dalam perasaan-perasaan yang terbentuk oleh algoritma yang ada di sosial media,” pungkasnya.

Platform media sosial sengaja dirancang untuk menimbulkan perasaan yang kuat, sehingga menimbulkan kecanduan dan selalu penasaran untuk melihat aktivitas para pengguna lainnya.

Oleh karena itu, perkembangan digital perlu disertai dengan peningkatan literasi yang baik, sehingga orang semakin memiliki analitical thinking dan critical thinking dalam menggunakan media digital.

Baca juga: Nadiem Dorong Vokasi Lahirkan Lebih Banyak Karya di Bidang Fesyen

Digital literasi yang rendah akan menimbulkan banyak dampak negatif. David menyampaikan agar kaum muda memiliki mental yang sehat, maka perlu asupan yang sehat juga.

“Hal utama yang perlu dilakukan yakni membangun kesadaran bahwa yang kita makan, akan menjadi realitas kita.”

Menggunakan perangkat digital dengan mindfull dan critical thinking

Jika kita berniat ingin menjadi pribadi yang lebih baik, kita harus mampu membatasi diri dalam menggunakan perangkat digital, misalnya dengan cara mengunci atau lock out dan juga berhenti menggunakannya pada jam-jam tertentu.

“Dari saya kuncinya adalah kalau memang ingin menggunakan platform tersebut, pakailah dengan mindful,” ungkap David.

Mindfull bukan berarti meditasi, tetapi kesadaran dan pemahaman akan penggunaan media sosial dan perangkat digital tersebut. Dia berpendapat bahwa ketika ingin bermain instagram, dengan hal-hal receh sekalipun, nikmatilah kesempatan itu dengan sadar, sehingga ketika bekerja tidak ingin terus menggunakannya lagi.

Baca juga: Pentingnya Peran Pendidikan Cetak Generasi Unggul Bidang Bioteknologi

Selain itu, kemampuan berpikir kreatif juga merupakan hal yang sangat penting. Orang yang mampu berpikir kreatif akan lebih kritis, sehingga mampu membedakan hal baik dan buruk termasuk pada aktivitas digitalnya.

“Jadi caranya untuk digital literasi yang baik yakni critical thinking dan mindfull, kita sadari bahwa sebenarnya ada kekuatan-kekuatan dari platform ini yang berusaha mencari dan mencuri atensi kita."

David mengatakan ketika kita sadar, kita bisa memilih hal baik dan memberikan manfaat bagi diri kita tanpa tanpa hal-hal negatif seperti stres, buang-buang waktu, dan lain-lain.

"Jadi kita dapat all the best thing tanpa dampak-dampak negatifnya,” tutup David.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau