Diantaranya rumah sederhana tahan gempa berbahan kayu, bambu, dan beton. Spesifikasi utama yang harus dipenuhi agar rumah tahan gempa yakni adanya integritas bangunan.
Rumah tahan gempa dapat tercipta jika seluruh elemen-elemen dari bangunan mulai dari pondasi, balok sloof, kolom, dinding, serta balok atap tersambung dengan baik dan benar.
Selain itu, perlu adanya penyalur beban dari satu elemen ke elemen lain agar bangunan tidak mudah runtuh dan dapat menahan beban gempa.
Dalam realisasinya, pembuatan rumah tahan gempa memang membutuhkan biaya yang lebih mahal dibanding rumah pada umumnya.
Erwin menyampaikan, hal itu bisa disiasati dengan penggunaan bahan-bahan bangunan yang tersedia di sekitar lingkungan tempat tinggal.
Masyarakat bisa menggunakan bambu atau rotan sebagai pengganti tulangan baja. Selain itu, penggunaan kayu juga bisa menjadi alternatif bahan pengganti lainnya.
"Intinya, konsep pembangunan rumah tahan gempa adalah membuat bangunan menjadi lebih ringan, lebih daktail, dan adanya penyaluran beban dari setiap elemennya sampai ke pondasi," beber Erwin.
Baca juga: Gempa Cianjur, Nadiem Apresiasi Guru yang Lindungi Siswa Saat Gempa
Dia menambahkan, jika bisa memanfaatkan kekayaan alam sebagai pengganti bahan bangunan, maka rumah tinggal tahan gempa bisa menjadi lebih murah dan terjangkau di masyarakat.
Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) wilayah Malang Raya ini menambahkan, dalam pembangunan rumah tahan gempa, selain mengikuti regulasi Kementerian PUPR juga ada beberapa tips lainnya yang bisa diterapkan.
Salah satunya yakni mengetahui perkembangan kondisi patahan atau sesar yang ada di sekitar tempat tinggal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.