Kegiatan pengukuran ini menggunakan instrumentasi yang dimiliki program studi, yakni menggunakan metode magnetik, resistivitas dan polarisasi terimbas (IP), ground penetrating radar (GPR), metode seismik refraksi, metode pasif seismik, dan GPS Geodetik.
Melalui metode tersebut, didapatkan nilai indeks kerentanan tanah di Desa Cisolok dan sekitarnya.
Menurut Muhammad Fajar Rahmani, salah satu mahasiswa peserta kuliah lapangan, indeks kerentanan tanah di sekitar Desa Cisolok berbeda-beda.
"Terdapat beberapa titik yang indeks kerentanannya tinggi. Sehingga hasil interpretasi kami, jika terjadi gempa bumi, titik-titik tersebut diperkirakan memiliki tingkat kerusakan yang cukup parah" ungkapnya.
Salah satu parameter yang digunakan untuk menilai indeks kerentanan tanah adalah jenis batuan yang tersusun di daerah setempat.
Baca juga: Saat Terjadi Gempa Bumi, Siswa Harus Ingat 7 Hal Ini
Fajar melanjutkan, jenis batuan yang terdapat di wilayah Cisolok bervariasi mulai dari batuan solid hingga batuan lunak. Hal ini menjadi pertanda bahwa Cisolok berada di zona berpotensi bencana.
“Semakin tua umur batuan, strukturnya akan semakin kompak dan solid. Artinya, daerah yang tersusun dari batuan yang solid akan relatif aman untuk dijadikan pemukiman. Tapi pada batuan yang lebih muda, yang strukturnya lunak, ketika ada guncangan dia akan lebih mudah untuk hancur" ujar Fajar.
Hasil penelitian yang telah didapatkan dari kuliah lapangan kemudian didiseminasikan kepada guru, siswa beserta orang tua siswa di SMAN 1 Cisolok.
Pada kegiatan tersebut, disampaikan informasi bahwa setiap area di Cisolok dan sekitarnya memiliki kerawanan yang berbeda-beda. Adapun potensi bahaya yang berhasil terpetakan adalah tanah longsor.
“Mitigasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar adalah dengan mengetahui titik-titik rawan bahaya dan titik yang stabil. Sehingga jika bencana terjadi, masyarakat bisa mengetahui area mana yang aman untuk evakuasi. Selain itu, kami juga membagikan peralatan darurat gempa bumi seperti kotak P3K, radio, tabung air minum, senter serta survival tools lainnya" pungkas Soni.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.