KOMPAS.com – Istilah andragogi kerap dijumpai dalam proses pembelajaran orang dewasa, baik pendidikan formal maupun nonformal.
Andragogi merupakan pemahaman tentang ilmu dan praktik dalam pendidikan orang dewasa. Istilah ini adalah kebalikan dari pedagogi, yakni pemahaman tentang ilmu dan praktik dalam pendidikan anak-anak.
Konsep pendidikan tersebut sangat penting karena kegiatan belajar orang dewasa tidak dapat dijalankan seperti anak-anak yang sedang duduk di bangku sekolah.
Konsep andragogi menawarkan kiat dan strategi untuk mengajar orang dewasa yang telah tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan psikologis.
Bapak Teori Andragogi Malcolm Knowles mengatakan, orang dewasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak.
Baca juga: Edtech Tak Terelakkan, PSF Wadahi Pengembangan Karier Guru lewat Guru Binar
Pertama, konsep diri. Ketika seseorang menjadi dewasa, konsep dirinya bergerak dari seorang pribadi yang bergantung ke arah pribadi yang mandiri.
Kedua, pengalaman belajar. Manusia mengakumulasi banyak pengalaman yang diperolehnya sehingga menjadi sumber belajar yang berkembang.
Ketiga, kesiapan untuk belajar. Orang dewasa ingin mempelajari hal-hal yang membantu mereka menyelesaikan tugas yang relevan.
Keempat, orientasi belajar. Perspektif waktu orang dewasa berubah dari suatu pengetahuan yang tertunda penerapannya menjadi penerapan yang segera. Orientasi belajar mereka juga berubah dari yang terpusat pada pelajaran beralih menjadi terpusat pada masalah.
Kelima, motivasi belajar. Orang dewasa mengandalkan motivasi internal, seperti kenaikan gaji atau promosi, peningkatan keterampilan di bidang yang relevan, hingga perbaikan hidup di dalam maupun luar tempat kerja ketimbang sumber motivasi eksternal, yakni orang tua, guru, atau dorongan masyarakat untuk mengejar pendidikan tinggi.
Baca juga: PSF Dukung Guru Terapkan Pembelajaran Menyenangkan dan Modern lewat Metode Gamifikasi
Merujuk pada karakteristik tersebut, konsep andragogi Knowles menyebutkan, terdapat empat prinsip dalam pembelajaran orang dewasa, yakni:
Pada abad ke-21, konsep pendidikan untuk orang dewasa semakin kontekstual, karena mereka “terpaksa” beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
Dengan memahami keunggulan konsep andragogi di atas, dapat disimpulkan bahwa andragogi bertujuan melahirkan lulusan (target pembelajaran) sebagai pembelajar yang mampu menjadi guru untuk dirinya sendiri.
Baca juga: Orangtua, Ini 5 Cara Seru Melatih Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak Sejak Dini
Putera Sampoerna Foundation (PSF) sebagai institusi bisnis sosial yang berfokus pada peran pendidikan dalam pembangunan bangsa telah menginisiasi sejumlah program pelatihan bagi para tenaga pendidik di Indonesia menggunakan pendekatan andragogi.
PSF melakukan pendekatan khusus agar sesuai dengan karakteristik pesertanya, yakni dengan memusatkan perhatian pada masalah sesuai dengan kebutuhan nyata guru dan memfasilitasi mereka dengan pembelajaran yang aktif dan mandiri.