KOMPAS.com - Petisi berjudul "Kembalikan WFH sebab Jalanan Lebih Macet, Polusi, dan Bikin Tidak Produktif" ramai di media sosial. Hingga hari ini, Jumat (6/1/2023), sebanyak 19.627 orang telah menandatangani petisi tersebut.
WFO membuat macet menjadi salah satu hal yang disorot. Kondisi itu mempengaruhi para pekerja menjadi stres dan berdampak pada performa kerja yang kurang optimal.
Pengamat tata rancang kota sekaligus Ketua Pusat Studi Transportasi (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ikaputra menanggapi persoalan tersebut dari berbagai sisi.
Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM
Menurutnya, petisi yang disampaikan ini cukup logis. Terlebih melihat dari pengalaman saat pandemi Covid-19 banyak pihak terutama pekerja kantoran yang merasakan sejumlah manfaat dengan sistem kerja secara WFH.
Mulai dari efisiensi waktu, penghematan bahan bakar, menekan emisi gas dan polusi akibat penggunaan kendaraan menuju tempat kerja, dan lainnya.
Pemahaman tentang keuntungan penggunaan teknologi komunikasi secara online pun sudah berkembang, terutama bagi para pekerja.
Meski begitu, Ikaputra menerangkan bahwa ada banyak sektor termasuk sektor transportasi yang tidak bergerak dan tidak produktif jika WFH.
“Perlu dipahami ada banyak sektor termasuk transportasi yang tidak bergerak dan tidak produktif terutama yang bekerjanya harus bertatap muka dan memanfaatkan mobilitas, bukan kantoran. Ketika tidak bergerak, di rumah saja, ada banyak orang yang tidak mendapatkan penghasilan,” tuturnya, Kamis (5/1/2022), dalam keterangan resmi UGM.
Baca juga: Dosen FK Unair: Waspadai Gejala Stroke Jika Alami Hal Ini
Ia mengatakan bahwa kebijakan bekerja WFH atau WFO tidak bisa ditetapkan sama rata di setiap sektor.
Pengaturan kebijakan sistem kerja harus dilakukan oleh instansi masing-masing disesuaikan dengan jenis pekerjaan maupun kondisi pegawainya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.