Sampai saat ini ada lebih dari 202 kain batik yang sudah didigitalisasi. Dalam melaksanakan penelitian, ada lebih dari 35 volunteer yang turut membantu.
Ia juga bekerjasama dengan Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad, pengrajin, serta dosen-dosen Prodi Informatika UMM, serta para kolektor.
Dosen yang sedang melanjutkan studi doktoral ini melanjutkan bahwa tantangan yang ia hadapi adalah mengumpulan data set.
Baca juga: Dosen UMM Beri Tips Membangun Rumah Tahan Gempa
Hal itu karena banyak batik klasik yang hanya dimiliki oleh sedikit kolektor.
Maka, kerjasama dengan PPBI menjadi solusi yang bagus untuk mengumpulkan berbagai hal.
“Semoga akan lebih banyak lagi motif batik yang dapat dikumpulkan sehingga batik bisa banyak dikenal dengan mudah. Pun dengan pengembangan AI ini bisa membantu pengusaha dan desainer batik untuk membuat motif-motif baru dan menaikkan angka penjualan,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.