KOMPAS.com - Makanan yang dimasak dengan arang atau dibakar, berpotensi menyebabkan penyakit kanker.
Fakta ini cukup mengagetkan, namun perlu tahu alasan dibalik ini. Termasuk berhati-hati saat mengonsumsi makanan yang dibakar.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malang (UMM) Faqih Ruhyanudin, membeberkan alasan makanan yang dibakar bisa menyebabkan kanker.
Baca juga: Lukis Wajah Sandiaga Uno, Mahasiswi UMM Ikut Pecahkan Rekor MURI
Ia mengatakan arang bukan zat karsinogen. Namun memasak dengan arang dapat memunculkan sifat karsinogenik penyebab kanker.
Dengan proses yang cukup lama, kanker terbentuk dari sel yang sudah bermutasi karena zat karsinogen.
Semua bermula dari tumbuhnya polip dari sel yang seharusnya ber-apuptosi atau mati secara terprogram.
Namun sel tersebut justru tetap hidup dan tumbuh. Meski demikian, dosen yang fokus pada keperawatan medikal bedah ini menyebutkan, sampai saat ini belum diketahui dengan jelas penyebab kanker.
Baca juga: Kuliah S3 di Jepang, Dosen UMM Teliti Limbah Tahu Jadi Listrik
Kecenderungan budaya masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi makanan yang diasap, dibakar atau dipanggang harus diperhatikan karena mengandung senyawa benzopirin.
Paparan zat ini dapat menyebabkan peningkatan progresivitas kanker.
Terkait deteksi kanker, ia menjelaskan bahwa peluang sembuh akan tinggi jika bisa dideteksi sejak dini atau sebelum sel kanker menyebar ke area-area lain.
Namun, meski sudah dinyatakan sembuh, penderita harus tetap waspada karena sel kanker masih berpeluang muncul lagi di tempat lain.
“Terkadang, ketika seseorang didiagnosa terjangkit kanker, orang tersebut langsung cemas dan tidak semangat. Pengaruh pengobatan itu hanya 30 persen saja, sementara sisanya adalah motivasi diri untuk sembuh dan mengatasi penyakit,” jelas Faqih, dilansir dari laman UMM.
Faqih menyampaikan beberapa tips untuk memulai kebiasaan baik dan mencegah penyakit ini.
Baca juga: Wisudawan Terbaik UMM: Bikin Aplikasi E-Rice Detector Bantu Para Petani
Dimulai dengan rutin berolahraga atau beraktivitas fisik setiap hari. Kemudian juga menghindari alkohol, obesitas serta memperhatikan pola makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Rokok juga perlu dihindari serta mengurangi makanan berbahan dasar daging merah tinggi lemak.
“Manusia itu makhluk yang unik. Selain faktor fisik yang sehat, kita juga perlu menjaga kesehatan kondisi psikis dan spiritual kita untuk kehidupan yang lebih optimal. Daripada merayakan sesuatu dengan kegiatan euforia berlebihan, lebih baik melakukan intropeksi dan memperbaiki diri. Baik dari segi fisik, psikis maupun spritual,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.