Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog UI: Main Lato-lato Asah Motorik Anak hingga Emosi Positif

Kompas.com - 17/01/2023, 12:09 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Ada berbagai respon terkait permainan lato-lato terkait manfaat dan bahayanya. Terlebih saat dimainkan oleh anak-anak.

Psikolog Klinis Anak yang juga merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FPsi UI), Efriyani Djuwita memberikan pandangannya terhadap permainan lato-lato, termasuk saran bagi orangtua.

Efriyani mengatakan, permainan lato-lato sebenarnya mampu menimbulkan rasa penasaran dan memacu diri anak untuk bisa menguasainya. Terlebih, jika orang-orang di sekitarnya banyak yang terampil memainkan lato-lato.

“Tren di masyarakat mengenai permainan ini, mampu menambah rasa penasaran dan ingin mencoba, sehingga pada akhirnya banyak kita jumpai anak-anak memainkan mainan ini di mana-mana,” ujar Efriyani dalam keterangan tertulis.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Menurut Efriyani, permainan lato-lato ini dapat menimbulkan emosi positif bagi seseorang, terlebih pada anak-anak, seperti emosi senang saat berhasil dan bangga karena mampu melakukannya.

Hal ini menjadi salah satu emosi positif yang mungkin dirasakan anak saat berhasil memainkan lato-lato.

“Karena permainan ini melibatkan keterampilan motorik dan fisik, maka anak dapat terlatih dalam aspek perkembangan tersebut. Dalam permainan ini, kontrol gerakan motorik tangan juga berperan sehingga gerakan lato-latonya bisa berhasil," ujarnya.

Dari aspek sosial, terang dia, kegiatan bermain ini sedang marak dimainkan oleh semua orang, maka bisa menjadi suatu media yang dapat membantu interaksi sosial anak, seperti dengan cara bermain bersama.

"Selain itu, sense kompetisi juga dapat tumbuh pada anak,” kata Efriyani.

Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak

Perlu pendampingan orangtua

Terkait keamanan, Efriyani mengatakan bahwa permainan lato-lato perlu diperhatikan kesesuaiannya dengan usia anak.

Untuk itu, diperlukan peran orangtua dalam mengedukasi dan mendampingi mereka saat bermain lato-lato.

Hal lain yang perlu diperhatikan orangtua adalah material mainan tersebut. Karena belum lama ini terdapat kasus anak yang harus dioperasi matanya akibat terkena pecahan lato-lato.

“Pertama tentunya, menyeleksi dulu apakah alat permainan ini sesuai dan cocok untuk anaknya. Kedua, ketika orangtua sudah tahu mana permainan yang aman dan cocok untuk anaknya, orangtua bisa memberikan contoh bagaimana memainkannya terlebih dahulu jika anak memang mengalami kesulitan memainkannya. Di sini, orang tua bisa menjadi play leader dan kemudian secara perlahan membiarkan anak melakukan trial and error dan bermain dengan caranya," paparnya.

Ia juga menyarankan orangtua untuk memberikan aturan kapan permainan ini bisa dimainkan dan di mana tempat yang aman dan cocok memainkannya.

Baca juga: Jangan Dimarahi, Ada 7 Cara Efektif Hadapi Anak Sulit Diatur

Psikolog Klinis Anak yang juga merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FPsi UI), Efriyani DjuwitaDok. Universitas Indonesia Psikolog Klinis Anak yang juga merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FPsi UI), Efriyani Djuwita

Jadi teman bermain anak

Lebih lanjut Efriyani menambahkan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan orangtua adalah menjadi co-player, artinya orangtua bisa menjadi teman bermain anak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau