Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PresUniv Pertahankan Capaian Jumlah Mahasiswa Asing Terbanyak

Kompas.com - 08/02/2023, 14:14 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Begitu pula untuk kegiatan non akademik, seperti berbagai lomba, aktivitas klub dan organisasi kemahasiswaan, semua menggunakan bahasa Inggris.

Kemampuan berbahasa Inggris seluruh mahasiswa juga semakin terasah karena pada tahun pertama mereka semua diwajibkan untuk tinggal di asrama. Selama di asrama, akan ada banyak kegiatan yang membuat mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing saling berinteraksi satu sama lain. 

Dalam kondisi demikian, bahasa yang mereka pakai untuk berdialog adalah bahasa Inggris. “Jadi, karena lingkungan memaksa seluruh mahasiswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris, maka kemampuan mereka pun semakin terasah,” tegas Prof. Chairy.

Terekspos Lingkungan Internasional

Hadirnya mahasiswa asing bukan hanya meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, tetapi juga menciptakan lingkungan internasional.

“Lingkungan semacam ini penting untuk membentuk karakter mahasiswa agar menjadi lebih terbuka, toleran terhadap beragam perbedaan, mau mengenal dan saling memahami, mau memberi dan menerima.

Karakter semacam ini sangat penting bagi siapa pun yang ingin menjadi warga global,” ucap Prof. Chairy. Kemampuan berinteraksi dan terekspos dengan lingkungan internasional juga sangat penting bagi mahasiswa yang ingin berkarier sebagai profesional atau melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Baca juga: 5 Syarat Daftar IISMA 2023, Mahasiswa Harus Paham

“Mahasiswa juga akan lebih mudah berkarier di perusahaan multinasional, bahkan di luar negeri sekalipun, karena sejak kuliah sudah terbiasa dengan lingkungan internasional,” kata Handa S. Abidin, Wakil Rektor Bidang Akademik.

Pengalaman terekspos dengan lingkungan internasional juga terbukti mampu meningkatkan kinerja lulusan saat melanjutkan kuliahnya ke jenjang S2 atau S3 di universitas-universitas terkemuka di dunia.

Contohnya M. Rizki Nugraha Dharma Nagara atau yang akrab disapa Deris Nagara. Lulusan Program Studi Hubungan Internasional, Presuniv, itu sempat mengikuti program pertukaran mahasiswa dan sekaligus magang di Hogeschool van Arnhem en Nijmegen (HAN) di Arnhem, Belanda. 

Baca juga: Daftar Sanksi LPDP 2023 bagi Mahasiswa yang Tidak Kembali ke Indonesia

Setelah lulus dari PresUniv, dan sempat bekerja selama beberapa lama, Deris mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di School of International and Public Affairs (SIPA), Columbia University, Amerika Serikat.

Baru beberapa bulan kuliah di sana, berkat pengalaman dan pergaulannya di lingkungan internasional, Deris terpilih sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di SIPA, Columbia University.

Saat ini selain menjadikan bahasa Inggris sebagai kemampuan dasar, PresUniv juga mendorong seluruh mahasiswanya untuk menguasai salah satu bahasa asing lainnya, seperti bahasa China, Jepang, Korea, Prancis atau bahasa asing lainnya.

Untuk itu Presuniv menyiapkan beberapa pelatihan bahasa asing dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Contohnya, PresUniv membuka kelas bahasa Korea yang bekerja sama dengan Mokpo National University (MNU), Korea Selatan. Dua dosen didatangkan langsung dari MNU untuk mengajar bahasa Korea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com